Indonesian Journal of Agricultural Resource and Environmental Economics https://journal.ipb.ac.id/index.php/ijaree <p>Indonesian Journal of Agricultural, Resource and Environmental Economics [<a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/20220718521354041" target="_blank" rel="noopener">EISSN 2962-2328</a>] is published by the Department of Resource and Environmental Economics, Faculty of Economics and Management, IPB University, Indonesia. The journal as the name implies focuses on the publication of scientific papers in the fields of agricultural economics, resources and the environment. This journal has collaborated with the professional association <a href="https://drive.google.com/drive/u/0/folders/18MExvAPvn2zrU-b_WYuZFJIvCGrHUUNt">PERHEPI</a> (<a href="http://www.perhepi.org/jurnal-afiliasi/">Indonesian Agricultural Economic Association</a>).</p> <p><strong>Indexing &amp; Abstracting</strong>: <a href="https://garuda.kemdikbud.go.id/journal/view/32490" target="_blank" rel="noopener">Garuda</a>, <a href="https://app.dimensions.ai/discover/publication?search_mode=content&amp;and_facet_source_title=jour.1446995">Dimensions</a>, <a href="https://scholar.google.com/citations?user=1ysoN2YAAAAJ&amp;hl=id&amp;authuser=2">Google Scholar</a>, <a href="https://search.crossref.org/search/works?q=2962-2328+&amp;from_ui=yes">Crossref</a>, <a href="https://www.base-search.net/Search/Results?lookfor=ijaree&amp;name=&amp;oaboost=1&amp;newsearch=1&amp;refid=dcbasen">Base</a>&nbsp;</p> en-US ijaree@apps.ipb.ac.id (IJAREE) danang.pramudita@apps.ipb.ac.id (Danang Pramudita) Tue, 31 Dec 2024 00:00:00 +0700 OJS 3.1.2.4 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 Analisis Ekonomi Dan Strategi Usaha Ternak Penerima Program 1000 Desa Sapi Potong (Studi Kasus: Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur) https://journal.ipb.ac.id/index.php/ijaree/article/view/53320 <p>Kecamatan Ngadiluwih merupakan salah satu daerah penerima Program 1000 Desa Sapi potong, dimana terdapat lima kelompok ternak penerima program. Selama menjalankan usaha, peternak belum pernah menghitung nilai ekonomi usaha yang dilakukan. Disisi lain, peternak membutuhkan informasi apakah usaha yang dijalankan saat ini menguntungkan atau rugi karena modal dan sumber pembiayaan terbatas. Tujuan penelitian adalah menganalisis biaya dan manfaat dari aspek ekonomi dan merumuskan strategi usaha ternak penerima program 1000 desa sapi potong. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2023 dengan menggunakan metoda wawancara yang dilakukan kepada lima pengelola kelompok peternak yang menjadi penerima program serta penanggung jawab program dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Kediri. Data primer dan data sekunder dianalisis secara deskriptif kuantitatif, analisis <em>cashflow</em> dan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan, pada skenario I nilai NPV sebesar Rp14,230,336,015, Net B/C sebesar 4.266, IRR sebesar 33% dan <em>Payback Period</em> selama 9 tahun 10 bulan 23 hari. Adapun pada skenario II memiliki hasil NPV sebesar Rp24,835,126,149, Net B/C sebesar 9.380, IRR sebesar 49% dan <em>Payback Period</em> &gt; 9 tahun. secara ekonomi usaha sapi potong melalui program 1000 desa sapi potong layak dilanjutkan karena nilai B/C &gt;1. Analisis SWOT berada pada kuadran V (<em>hold and maintain</em>), sehingga strategi yang tepat untuk dilakukan adalah strategi pemasaran produk dan penetrasi pasar.</p> <p>Kecamatan Ngadiluwih is one of the recipient areas of the 1000 Cow Villages Program. There are five livestock groups receiving the program that have not fully carried out routine administrative records, especially financial records, so that farmers still do not feel or estimate whether the business they are running can generate profits. This research aims to analyze the feasibility of programs and sustainability strategies for livestock businesses receiving the 1000 Cow Villages Program in Kecamatan Ngadiluwih. The descriptive method is used to analyze the feasibility of using CBA for livestock businesses, while the SWOT analysis is to determine sustainability strategies in Kecamatan Ngadiluwih. The research results show that the results of the financial feasibility analysis show that the beef cattle business is feasible to run, and the right strategy to carry out is product marketing strategy and market penetration.</p> Nia Kurniawati Hidayat, Aisna Rahila, Fitria Dewi Raswatie Copyright (c) 2024 Aisna Rahila https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://journal.ipb.ac.id/index.php/ijaree/article/view/53320 Tue, 31 Dec 2024 14:15:02 +0700 Strategi Pengembangan Koperasi untuk Meningkatkan Produksi dan Mutu Biji Kakao di Kabupaten Luwu Utara (Studi Kasus: Koperasi Tani Masagena, Desa Pongo, Kecamatan Masamba, Kabupaten Luwu Utara) https://journal.ipb.ac.id/index.php/ijaree/article/view/56651 <p>Produksi biji kakao fermentasi di Kabupaten Luwu Utara oleh petani belum banyak dilakukan, maka dari itu Koperasi Tani Masagena yang bekerjasama dengan lembaga swadaya masyarakat berupaya untuk memasok biji kakao fermentasi untuk industri pengolahan lokal dan meningkatkan keterampilan petani kakao di Kabupaten Luwu Utara. Berdasarkan hal tersebut, tujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis peranan Koperasi Tani Masagena dalam meningkatkan produksi dan mutu biji kakao di Kabupaten Luwu Utara dan (2) menganalisis strategi apa yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan peran tersebut. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan matriks Strengths Weaknesses Opportunities Threats (SWOT). Koperasi memproduksi dan memasarkan biji kakao fermentasi, memberikan pelatihan dan penyuluhan, mengelola kebun percontohan, dan mendistribusikan pupuk subsidi secara merata. Strategi menjaga dan mempertahankan adalah strategi terbaik yang sebaiknya dilakukan Koperasi Tani Masagena. Penetrasi pasar dan pengembangan produk merupakan alternatif pendekatan yang dapat dilakukan diantaranya dengan meningkatkan kualitas tanah petani kakao anggota, mendorong praktik pertanian yang resilien, dan mengembangkan wilayah kerja alternatif dengan bekerjasama dengan petani kakao di dataran tinggi Kabupaten Luwu Utara. Dengan peran koperasi dari awal produksi hingga pasca produksi ditambah dengan strategi pengembangan yang sudah dianalisis, maka diharapkan produksi biji kakao fermentasi dapat meningkat.</p> <p>Not many cocoa farmers consistently produce fermented cocoa beans. Masagena Farmers Cooperative - in collaboration with non-governmental organizations - seeks to supply fermented cocoa beans to local processing industries and improve the skills of cocoa farmers in North Luwu District. This study used descriptive qualitative analysis and the Strengths Weaknesses Opportunities Threats (SWOT) matrix, respectively to determine the role of Masagena Farmers Cooperative in improving the production and quality of cocoa beans and to create a development strategy to improve the role of Masagena Farmers Cooperative. The cooperative produces and markets fermented cocoa beans, provides training and counseling, builds demonstration plot, and provides subsidized fertilizer evenly. The hold and maintain strategy is the best strategy that Masagena Farmers Cooperative should adopt. Market penetration and product development are alternative approaches that can be taken including improving the soil quality of member cocoa farmers, encouraging resilient farming practices, conducting collective marketing for alternative crops, and working with cocoa farmers in the highlands of North Luwu District.</p> Arini Hardjanto, Listhin Cristi Jhuny, Ujang Sehabudin Copyright (c) 2024 Arini Hardjanto, Listhin Cristi Jhuny, Ujang Sehabudin https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://journal.ipb.ac.id/index.php/ijaree/article/view/56651 Tue, 31 Dec 2024 00:00:00 +0700 Longevity Economy: Uncovering the Secrets of Longevity Villages in the Miduana Traditional Village as a Strategy Village SDGs https://journal.ipb.ac.id/index.php/ijaree/article/view/58352 <p>Indonesia sebagai negara berkembang mempunyai AHH sebesar 72,13 tahun pada tahun 2023 (BPS, 2023) dan memunculkan pandangan bahwa penduduk berumur panjang dianggap sebagai beban karena tidak lagi produktif dan perlu penopang hidup dari generasi yang lebih muda (Sandi et al., 2022). Tujuan riset ini bertujuan untuk: 1) mengidentifikasi interaksi sistem adat dan perilaku masyarakat dengan lingkungannya yang dapat berkontribusi terhadap umur panjang di Kampung Adat Miduana; 2) menganalisis faktor yang berpengaruh terhadap umur masyarakat di Kampung Adat Miduana; dan 3) merumuskan rekomendasi strategi kebijakan terhadap desa panjang umur dalam menuju SDGs Desa. Riset ini menggunakan skema mixed method research design. Data primer diambil melalui survei luring (40 responden) serta in-depth interview. Hasil riset menunjukan bahwa sistem adat dan perilaku masyarakat dengan lingkungannya melalui berbagai kegiatan berkontribusi terhadap umur panjang masyarakat Kampung Adat Miduana. Selain itu, faktor interaksi sosial dan kepribadian individu juga memengaruhi umur masyarakat Kampung Adat Miduana. Maka alternatif yang dapat dilakukan sebagai strategi desa panjang umur dalam menuju SDGs desa adalah dengan posbindu lansia inovatif.</p> <p>In 2023, Indonesia, a developing nation, has an average healthy life expectancy of 72.13 years. This situation has fostered the belief that the elderly constitute a burden due to their diminished productivity and reliance on the younger generation for support. This research seeks to: 1) elucidate the interplay between customary systems and community behavior with the environment that may enhance longevity in Miduana Traditional Village; 2) examine the determinants affecting the life expectancy of the community in Miduana Traditional Village; and 3) develop policy recommendations aimed at fostering long-lived villages in the pursuit of Village SDGs. This study used a mixed-methods research approach. Primary data was gathered via offline surveys including 40 respondents and comprehensive interviews. The research findings indicate that the traditional system and community interactions with the environment through diverse activities enhance the sustainability of the Miduana Traditional Village. Moreover, elements of social interaction and individual personality significantly affect the life expectancy of the population in Miduana Traditional Village. Consequently, an innovative senior posyandu may serve as an alternate strategy for sustainable long-lived communities in pursuit of Village SDGs.</p> Nindyantoro, Citra Shabira, Deasy Febriyanti Wanasurya , Adamas Rizky Gani, Cecilia Syifa, Dewi Sukmawati Copyright (c) 2024 Nindyantoro, Citra Shabira, Deasy Febriyanti Wanasurya , Adamas Rizky Gani , Cecilia Syifa, Dewi Sukmawati https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://journal.ipb.ac.id/index.php/ijaree/article/view/58352 Tue, 31 Dec 2024 16:47:46 +0700 Perbandingan Kelayakan Ekonomi Usaha Sapi Perah Skala Kecil Dengan dan Tanpa Biodigester di Desa Mundu, Kabupaten Klaten https://journal.ipb.ac.id/index.php/ijaree/article/view/58447 <p>Desa Mundu, Kecamatan Tulung merupakan salah satu sentra peternakan sapi perah di Klaten. Keberadaan peternakan berimplikasi pada timbulnya limbah serta potensi pencemaran lingkungan akibat aktivitas peternakan. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis kelayakan ekonomi dan analisis non-finansial pada usaha sapi perah yang menggunakan biodigester dan non-biodigester. Penelitian dilakukan di Desa Mundu, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah tahun 2024 dengan menggunakan metode survei lapang, kuesioner, dan wawancara sebanyak 40 peternak. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (<em>purposive</em>) dengan kriteria peternak sapi perah yang telah menerapkan pengolahan limbah ternak dengan biodigester dan non-biodigester. Data yang digunakan berupa data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan peternak dan sekunder diperoleh dari dinas terkait. Data yang diperoleh ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif, kuantitatif, dan nilai ekonomi. Tujuan tulisan ini untuk mengetahui perbandingan kelayakan ekonomi usaha sapi perah skala kecil di peternak yang menggunakan biodigester dan non-biodigester. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan kelayakan ekonomi pada usaha sapi perah yang menggunakan biodigester memiliki nilai ekonomi lebih tinggi, sedangkan non-biodigester lebih rendah. Namun, kedua usaha sapi perah memiliki nilai NPV, Net B/C, IRR, dan <em>payback period </em>secara ekonomi layak untuk dijalankan. Analisis sensitivitas terhadap biaya perbaikan biodigester tidak mempengaruhi usaha sapi perah secara signifikan. Analisis <em>switching value </em>penurunan harga jual produksi susu sapi perah berpengaruh sangat signifikan, sedangkan pada kenaikan harga pakan konsentrat dan ampas tahu tidak berpengaruh signifikan pada usaha sapi perah.</p> <p>Mundu Village, located in Tulung District, is a prominent hub for dairy production in Klaten. The presence of farms has consequences for waste production and the risk of environmental degradation resulting from agricultural practices. Consequently, it is imperative to evaluate the economic viability and non-financial aspects of dairy cattle enterprises utilizing biodigesters vs those that do not. The study was carried out in Mundu Village, Tulung Subdistrict, Klaten Regency, Central Java Province in 2024 employing field survey techniques, questionnaires, and interviews with 40 farmers. The site selection was conducted purposefully, focusing on dairy producers that have utilized both biodigesters and non-biodigesters for livestock waste treatment. The utilized data comprised both primary and secondary sources. Primary data were acquired through interviews with farmers, while secondary data were sourced from pertinent agencies. The collected data were systematically organized and examined descriptively, numerically, and regarding economic worth. This paper aims to compare the economic viability of small-scale dairy cattle operations among farmers utilizing biodigesters vs non biodigesters. The findings indicated that the economic feasibility of dairy cow operations utilizing biodigesters possesses greater economic value compared to non biodigesters. Both dairy cow enterprises have economically viable values for NPV, Net Benefit-Cost ratio, IRR, and payback period. The sensitivity analysis of biodigester repair expenses does not substantially impact the dairy cow enterprise. The analysis of switching values indicates that a reduction in the selling price of dairy milk production has a substantial impact, although a rise in the prices of concentrate feed and tofu dregs does not significantly affect the dairy cattle company.</p> Melani Arina Pradita, A Faroby Falatehan, Dea Amanda Copyright (c) 2024 Melani Arina Pradita, A Faroby Falatehan, Dea Amanda https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://journal.ipb.ac.id/index.php/ijaree/article/view/58447 Tue, 31 Dec 2024 17:30:18 +0700 Kerentanan Usahatani Garam Rakyat di Desa Bungko Lor Kabupaten Cirebon https://journal.ipb.ac.id/index.php/ijaree/article/view/57894 <p>Desa Bungko Lor merupakan lokasi prioritas pengembangan Sentra Ekonomi Garam Rakyat di Kabupaten Cirebon berdasarkan data dari Kementerian Kelautan Perikanan RI. Terdapat perbedaan metode yang digunakan oleh petani garam rakyat dalam memproduksi garam di Desa Bungko Lor yang sama-sama memiliki kerentanan terhadap variabilitas cuaca. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi petani dalam memilih metode yang digunakan, mengestimasi pendapatan petani garam tradisional dan petani garam geomembran, dan menganalisis kerentanan usahatani garam rakyat di Desa Bungko Lor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Analisis Pendapatan, Regresi Logistik, dan <em>Livelihood Vulnerability Index</em> (LVI). Hasil penelitian menggunakan Regresi Logistik menunjukkan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi keputusan petani dalam memilih metode bertani yaitu pernah mengikuti sosialisasi, lama bertani, pernah mendapat bantuan, dan harga garam di tingkat petani. Rata-rata pendapatan petani garam tradisional sebesar Rp 20.242.353/tahun dan petani geomembran sebesar Rp 24.196.874/tahun. Hasil tingkat kerentanan usahatani terhadap variabilitas cuaca memperlihatkan bahwa petani dengan kedua metode secara keseluruhan memiliki nilai kerentanan berskala tingkat menengah.</p> <p>Bungko Lor Village has been designated as a priority site for the establishment of the The community's Salt Economic Center in Cirebon Regency, according to data from the Indonesian Ministry of Marine Affairs and Fisheries. Smallholder salt producers in Bungko Lor Village employ differing methods for salt production, both of which exhibit susceptibility to weather variability. The objectives of this study are to determine the factors that influence farmers in selecting the method they use, to estimate the income of traditional salt farmers and geomembrane salt farmers, and to analyze the vulnerability of smallholder salt farming in Bungko Lor Village. This research employs Income Analysis, Logistic Regression, and the Livelihood Vulnerability Index (LVI) as methodologies. Base on Logistic Regression, the price of salt at the farm level, the duration of farming experience, the amount of assistance received, and the presence of socialization are the factors that influence farmers' decisions regarding their farming methods. The mean annual revenue of conventional salt farmers is Rp 20,242,353, while that of geomembrane farmers is Rp 24,196,874. The findings regarding farm sensitivity to weather variability indicate that farmers employing both strategies have an overall medium level of risk.</p> Nia Agustya, Kastana Sapanli, Nuva Copyright (c) 2024 Nia Agustya, Kastana Sapanli, Nuva https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://journal.ipb.ac.id/index.php/ijaree/article/view/57894 Tue, 31 Dec 2024 18:27:05 +0700