https://journal.ipb.ac.id/index.php/bulagron/issue/feedBuletin Agrohorti2025-06-03T08:34:08+07:00Prof. Dr. Ir. Darda Efendi, M. Sibuletinagrohorti@gmail.comOpen Journal Systems<p align="through"><strong><img src="/public/site/images/adminbulagron/Cover_aja_tanpa_edisi_page-00012.jpg" width="194" height="275"></strong></p> <p align="justify"><strong>Buletin Agrohorti</strong> is a scientific publication established in 2013, published by the <strong>Indonesian Society of Agronomy</strong> (Perhimpunan Agronomi Indonesia), <strong>Indonesian Society for Horticulture</strong> (Perhimpunan Hortikultura Indonesia) and the <strong>Department of Agronomy and Horticulture</strong>, <strong>IPB University</strong>.</p> <p align="justify">Buletin Agrohorti is a non-accredited national journal, containing original writings related to the fields of agronomy and horticulture in a broad sense including crop production, genetics and plant breeding, plant ecology and physiology, plant biotechnology, and seed science and technology, both in the form of research results, policy analysis, and reviews, in Indonesian and English. Published online in <strong>January</strong>, <strong>May</strong>, and <strong>September</strong>, one issue contains 16 articles.</p> <p align="justify">Buletin Agrohorti is printed on a limited basis and can be obtained by contacting the managing editor via email: <a href="mailto:buletinagrohorti@apps.ipb.ac.id">buletinagrohorti@apps.ipb.ac.id</a></p> <p>P-ISSN <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1344846365">2337-3407</a> | E-ISSN <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1486012144">2614-3194</a></p>https://journal.ipb.ac.id/index.php/bulagron/article/view/60471Panen dan Pasca Panen Bunga Potong Lili (Lilium sp.) di Perusahaan Bianca Lelies, Heerhugowaard, Belanda2025-05-15T14:28:56+07:00Fauzulin Kumala Zeldamegayani@apps.ipb.ac.idMega Rahayumegayani@apps.ipb.ac.idEndah Retno Palupiendah_retno@apps.ipb.ac.id<p>Lili (<em>Lilium</em> sp.) merupakan tanaman hias dari famili <em>Liliaceae</em>, bunganya yang indah dan harum. Manfaat lili selain sebagai dekorasi, juga digunakan dalam parfum dan simbol budaya. Perbanyakan melalui umbi, atau stek sisik umbi. Lili tumbuh optimal di lingkungan beriklim sedang hingga dingin. Penanganan panen dan pasca panen yang baik pada bunga potong lili dapat memperpanjang masa hidup sehingga bunga akan sampai di tangan konsumen dengan keadaan segar dan indah. Nilai komersial bunga potong lili dapat dipertahankan lebih lama dengan penyimpanan pada suhu yang tepat. Tujuan percobaan ini adalah mengetahui dan mempelajari pertumbuhan, proses panen dan pascapanen bunga potong lili. Data kuantitatif (numerik) diolah dengan menggunakan rataan, persentase dan standar deviasi, uji <em>t-student</em> taraf α=5%, uji f, dan uji lanjut DMRT <em>(Duncan’s Multiple Range Test)</em>. Data kualitatif dianalisis menggunakan analisis deskriptif P. Pengamatan percobaan dilakukan terhadap empat varietas lili yang diproduksi oleh Bianca Lelies yaitu Arletta, Canberra, Helvetia, dan Tisento. Terdapat perbedaan nyata tinggi tanaman, terlihat pada varietas Helvetia nyata lebih pendek dibanding varietas lainnya. Perbedaan sangat nyata panjang kuntum ditunjukkan pada varietas Canberra, antara tanaman yang berasal dari umbi berukuran perimeter 16-18 cm dan 14-16 cm. <span style="text-decoration: line-through;"> </span>Penyimpanan 2 x 24 jam pada penyimpanan suhu rendah (2-3 °C) memberi pengaruh nyata terhadap masa hidup bunga lili yaitu memperlambat kemunduran fisik lebih dari satu hari.</p> <p>Kata kunci: lili, kriteria panen, masa hidup, penyimpanan suhu rendah</p>2025-01-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 https://journal.ipb.ac.id/index.php/bulagron/article/view/60472Potensi Ekstrak Daun Eucalyptus pellita sebagai Bioherbisida Pratumbuh untuk Pengendalian Gulma2025-05-15T12:50:32+07:00Yuni Andriyanidwi_guntoro@apps.ipb.ac.idDwi Guntorodwi_guntoro@apps.ipb.ac.id<p>Aplikasi bioherbisida merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi risiko pencemaran lingkungan akibat penggunaan herbisida sintetis. Tanaman <em>Eucalyptus pellita</em> mengandung zat alelokimia yang berpotensi sebagai bioherbisida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ekstrak daun <em>E. pellita</em> sebagai bioherbisida pratumbuh untuk pengendalian gulma dalam percobaan di rumah kaca. Percobaan disusun menggunakan rancangan acak kelompok dengan empat ulangan. Perlakuan terdiri dari tujuh konsentrasi ekstrak daun, yaitu 0 (kontrol), 50, 100, 150, 200, 300, dan 400 g L<sup>-1</sup>. Unit percobaan berupa pot berdiameter 15 cm dan tinggi 20 cm. Gulma yang menjadi target adalah <em>Asystasia gangetica</em>, <em>Borreria alata</em>, <em>Eleusine indica</em>, dan <em>Cyperus brevifolius</em>. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun <em>E. pellita</em> menekan perkecambahan benih gulma target dalam percobaan rumah kaca. Ekstrak daun <em>E. pellita</em> pada 200 g L<sup>-1</sup> hingga 400 g L<sup>-1</sup> menekan pertumbuhan plumula dan radikula gulma target dalam percobaan rumah kaca. Ekstrak tidak mempengaruhi perkecambahan <em>C. brevifolius.</em></p> <p>Kata kunci: alelopati, bioherbisida, konsentrasi, perkecambahan, penekanan gulma</p>2025-01-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 https://journal.ipb.ac.id/index.php/bulagron/article/view/54537Produksi Polong Muda dan Biji Kering Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus L.) dengan Pengaturan Ajir dan Mulsa2025-05-15T12:50:33+07:00Hilmi Nurbanimaya_melati@apps.ipb.ac.idMaya Melatimaya_melati@apps.ipb.ac.idMuhamad Syukurmaya_melati@apps.ipb.ac.id<p>Kecipir merupakan tanaman pangan sumber protein dan berpotensi sebagai alternatif kedelai. Peningkatan produksi tanaman kecipir dapat dilakukan melalui perluasan areal tanam, pemuliaan, dan peningkatan produktivitas. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan karakter pertumbuhan tanaman, produksi polong muda dan biji kecipir dengan berbagai teknik penggunaan ajir dan mulsa. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Bogor, Jawa Barat sejak bulan Maret sampai September 2021. Percobaan menggunakan kecipir varietas Melody IPB dan terdiri atas dua percobaan yaitu produksi polong muda dan produksi biji kering. Setiap percobaan menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan satu faktor dengan tiga ulangan. Faktor yang digunakan adalah pengaturan ajir dan mulsa terdiri atas (1) menggunakan ajir + mulsa, (2) menggunakan mulsa, (3) menggunakan ajir, (4) tanpa ajir dan mulsa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan ajir dan mulsa menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi untuk produksi polong muda (5.01 ton ha<sup>-1</sup>) dan biji kecipir (2.04 ton ha<sup>-1</sup>) dibandingkan perlakuan lainnya. Produktivitas polong muda yang dibudidayakan dengan menggunakan ajir nyata lebih tinggi daripada dengan mulsa saja, sedangkan untuk produktivitas biji kering tidak berbeda nyata antara yang dengan ajir maupun dengan mulsa saja.</p> <p>Kata kunci: Melody IPB, protein biji kecipir, rendemen biji, tanaman merambat, ukuran polong</p>2025-01-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 https://journal.ipb.ac.id/index.php/bulagron/article/view/61619Uji Daya Hasil Pendahuluan Beberapa Galur Mutan Padi Gogo Situgintung di Lahan Kering2025-05-15T12:50:34+07:00Nita Nur Utamid_sopandie@apps.ipb.ac.idDidy Sopandiedidysopandie@gmail.comAzri Kusuma Dewiazri001@brin.go.id<p>Peningkatan jumlah penduduk setiap tahun menuntut adanya peningkatan produksi padi untuk memenuhi kebutuhan pangan. Budidaya padi gogo menjadi upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi padi di Indonesia dengan mengoptimalkan penggunaan lahan kering. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi daya hasil dan komponen hasil dari 10 galur mutan padi gogo Situgintung. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Pusat Riset Teknologi Proses Radiasi (PRTPR), ORTN-BRIN, Lebak Bulus, Jakarta Selatan pada bulan Januari hingga Agustus 2023. Penelitian ini menggunakan faktor tunggal yaitu genotipe sebagai perlakuan yang disusun dalam rancangan kelompok lengkap teracak dengan 3 ulangan. Uji beda nyata jujur digunakan untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh galur mutan yang diuji memiliki produktivitas yang sama dibandingkan dengan dua varietas pembanding Limboto dan Situgintung, kecuali galur G107 dan G29 yang lebih tinggi dibandingkan kedua varietas pembanding serta galur G229 juga nyata lebih tinggi dibandingkan dengan varietas Situgintung. Beberapa karakter menunjukkan korelasi positif terhadap produktivitas galur mutan padi gogo, meliputi lebar daun bendera, panjang batang, jumlah anakan produktif, jumlah anakan total, jumlah gabah bernas, persentase gabah bernas, jumlah gabah total, dan kerapatan gabah per malai. Karakter yang berkorelasi negatif terhadap produktivitas adalah persentase gabah hampa.</p> <p>Kata kunci: padi gogo, galur mutan, produktivitas </p>2025-01-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 https://journal.ipb.ac.id/index.php/bulagron/article/view/60817Analisis Pengelolaan Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Sebagai Bagian Dari Best Management Practices Di Kebun Mesuji2025-05-19T10:27:45+07:00Fahrul Adriansupijatno@apps.ipb.ac.idSupijatnosupijatno@apps.ipb.ac.idAhmad Junaedijunaediagh@gmail.com<p>Kelapa sawit (<em>Elaeis guineensis</em> Jacq.) merupakan tanaman berumur panjang sehingga kemampuan lahan dalam menyediakan unsur hara menjadi suatu kebutuhan yang penting. Manajemen pemupukan di lapangan harus dilakukan secara optimal untuk mencapai pemupukan yang efisien dan efektif sesuai jenis pupuk, dosis, waktu, cara aplikasi, serta pengawasan pemupukan yang lebih tepat. BMP atau praktik pengelolaan terbaik adalah tindakan agronomis untuk menemukan teknik terefektif agar perbedaan produksi aktual dengan potensinya berkurang serta menekan dampak terhadap lingkungan dengan memakai sumber daya produksi secara efisien. Penelitian dilaksanakan di Kebun Mesuji, dari bulan Februari hingga Juni 2023. Penelitian bertujuan mempelajari pemupukan kelapa sawit, serta menguraikan perbandingan pengelolaan pemupukan kebun yang dikelola secara komersial dan kebun yang dikelola dengan praktik <em>Best Management Practices</em>. Pengamatan yang dilakukan yaitu pada rekomendasi dan realisasi Pemupukan, ketepatan pemupukan, dan data produksi. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji <em>t-student. </em>Hasil pengamatan menunjukkan bahwa perlakuan BMP dan standar tidak menunjukkan perbedaan dalam hasil maupun input pemupukan. Untuk hasil pada blok BMP dan standar tidak berbeda nyata dan belum terlihat secara signifikan karena input masih sama, mengingat praktik BMP di kebun Mesuji baru dilakukan dalam rentang 2 tahun terakhir.</p> <p>Kata kunci: <em>decanter solid,</em> efisiensi pemupukan, <em>empty fruit bunch,</em> evaluasi agronomi</p>2025-01-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 https://journal.ipb.ac.id/index.php/bulagron/article/view/61772Variasi Karakter Agronomi dan Kandungan Amilosa Populasi F3 Sorgum Persilangan Pulut 3 × Kawali2025-05-28T07:54:46+07:00Desta Wirnasdesta@apps.ipb.ac.idNafian Alaydidesta@apps.ipb.ac.idSiti Marwiyahmarwiyahs@apps.ipb.ac.id<p>Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman pangan yang berpotensi sebagai pangan fungsional dan memenuhi diversifikasi pangan nasional. Pengembangan sorgum dalam meningkatkan hasil dan kualitas tekstur nasi yang dihasilkan masih perlu dilakukan untuk meningkatkan palatabilitas. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai keragaman genetik karakter agronomi dan kadar amilosa pada populasi F3 hasil persilangan Pulut 3 × Kawali. Penelitian menggunakan metode <em>Single Seed Descent </em>(SSD). Hasil penelitian menunjukkan keragaman karakter kualitatif maupun kuantitatif berdasarkan analisis Nilai Tengah, Khi-Kuadrat, <em>Skewness and Kurtosis</em>, Korelasi, dan Heritabilitas arti luas. Kandungan amilosa yang bertipe <em>waxy</em> mengikuti nisbah Mendel berdasarkan pengujian pewarnaan iodin pada endosperma biji. Perbedaan karakter yang ditemukan pada F3 belum berbeda nyata dibandingkan tanaman tetua. Aksi gen yang ditemukan yaitu dominan, epistasis, dan aditif dengan jumlah gen yang banyak atau sedikit. Beberapa karakter yang ditemukan memiliki keragaman yang tinggi dan keeratan hubungan yang rendah. Pengelompokan genotipe tanaman berdasarkan karakternya dapat digunakan dalam melakukan seleksi pada generasi lanjutan.</p> <p>Kata kunci: keragaman, klaster, pewarnaan iodin,<em> Single Seed Descent</em></p>2025-01-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 https://journal.ipb.ac.id/index.php/bulagron/article/view/61774Keragaman Genetik Matoa (Pometia pinnata) menggunakan Penanda Molekuler SSR2025-05-28T07:52:44+07:00Maliki Febriantono Saputradhipritahapsari@gmail.comDhika Prita Hapsaridhikaprita21@gmail.comDeden Derajat Matradhipritahapsari@gmail.com<p>Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman hayati dengan berbagai jenis spesies tumbuh-tumbuhan. Keanekaragaman tersebut terdiri dari tanaman buah yang salah satunya berasal dari buah Matoa (<em>Pometia pinnata</em>). Matoa merupakan tanaman dari famili <em>Sapindaceae</em> yang tersebar di wilayah tropis. Tanaman matoa banyak dimanfaatkan sebagai obat-obatan tradisional yang diketahui mengandung kelompok senyawa diantaranya flavonoid, tanin, dan saponin. Analisis keragaman genetik matoa menjadi informasi dasar untuk pelaksanaan kegiatan seleksi dan persilangan lanjutan dalam program pemuliaan matoa. Marka mikrosatelit merupakan salah satu metode analisis marka molekuler kodominan. Tujuan dari penelitian ini untuk melakukan seleksi primer ssr untuk analisis kekerabatan 10 aksesi matoa Dramaga dengan 4 <em>outgrup</em> <em>Pometia pinnata </em>kalimantan melalui pendekatan marka mikrosatelit. DNA diisolasi menggunakan CTAB. Sepuluh primer mikrosatelit yang digunakan adalah Pp.e.6402R(L), Pp.e.66857R(L), Pp.e.80271R(L), Pp.e.89451R(L), Pp.e.115726R(L), Pp.e.161167R(L), Pp.e.186462R(L), Pp.e.187105R(L), Pp.e.238124R(L), Pp.e.287861R(L). Amplifikasi mengacu pada protokol <em>ThermoScientific DreamTaq Green PCR Master Mix</em>. Rata-rata alel yang didapat dari 10 lokus yang diuji ± 2. Ditemukan 1 pasang lokus yang memiliki N<sub>A</sub> paling rendah yaitu lokus Pp.e.287861R(L) yang memiliki alel 1, dan hanya 2 DNA yang dapat diamplifikasi pada 10 pasang lokus primer yang digunakan, yaitu DNA yang berasal dari aksesi IPBA8, IPBA9.</p> <p>Kata kunci: alel, genetik, keanekaragaman genetik, marka mikrosatelit, tanaman buah</p>2025-01-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 https://journal.ipb.ac.id/index.php/bulagron/article/view/61756Pertumbuhan dan Hasil Varietas Padi Gogo pada berbagai Jarak Tanam di bawah Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan2025-05-28T14:47:33+07:00Edi Santosaedi_santosa@apps.ipb.ac.idDetri Ardi Ramadhaniedi_santosa@apps.ipb.ac.id<p>Konsumsi beras yang tinggi seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia menjadi tantangan tersendiri bagi negara Indonesia untuk memenuhi kebutuhan beras. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menunjang produktivitas beras adalah menanam padi gogo sebagai tanaman sela di perkebunan. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan varietas dan jarak tanam terhadap pertumbuhan serta hasil padi gogo di bawah naungan kelapa sawit menghasilkan. Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret hingga Agustus 2023 di Kebun Percobaan IPB Cikabayan, Dramaga, Bogor. Penelitian ini menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dua faktor yaitu perlakuan varietas dan jarak tanam. Varietas yang digunakan adalah IPB 9G, IPB 8G, Inpago 12, dan Situ Bagendit. Perlakuan jarak tanam menggunakan jarak tanam 5 cm x 5 cm, 10 cm x 10 cm, 15 cm x 15 cm, dan 20 cm x 20 cm. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap persentase tanaman hidup, tinggi tanaman, jumlah anakan, dan jumlah anakan produktif dengan varietas IPB 9G menunjukkan hasil secara keseluruhan lebih baik. Perlakuan jarak tanam tidak memberikan pengaruh nyata pada semua parameter pengamatan namun jarak tanam 20 cm x 20 cm memberikan hasil yang lebih konsisten dibandingkan ketiga jarak tanam lainnya. Kedua perlakuan tidak menunjukkan interaksi yang nyata pada semua parameter pengamatan. Pertumbuhan dan hasil pada padi gogo dibawah naungan kelapa sawit dapat dipengaruhi oleh intensitas cahaya dan jenis tanah. </p> <p>Kata kunci: IPB 9G, jarak tanam, naungan, tanaman sela </p>2025-01-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 https://journal.ipb.ac.id/index.php/bulagron/article/view/60702Manajemen Tenaga Kerja Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Cikasungka, Banten2025-06-01T21:51:32+07:00Zidane Mulyawanjunaediagh@gmail.comAhmad Junaedijunaediagh@gmail.comSupijatno Supijatnosupijatno@apps.ipb.ac.id<p>Kelapa sawit merupakan sumber devisa terbesar Indonesia dari sub sektor perkebunan. Manajemen tenaga kerja yang baik di perkebunan kelapa sawit sangat penting dilakukan agar perusahaan mampu mencapai produktivitas tinggi secara berkualitas dan berkelanjutan. Penelitian dilaksanakan di Kebun Cikasungka pada bulan Februari sampai Juni 2023. Penelitian bertujuan mendapatkan pengalaman dan kompetensi tentang pengelolaan tenaga kerja di perkebunan kelapa sawit. Pengamatan dan penghimpunan data difokuskan pada manajemen tenaga kerja meliputi pengorganisasian tenaga kerja, prestasi kerja, disiplin dan kualitas kerja, dan penerapan <em>Indonesian Sustainable Palm Oil </em>(ISPO). Data hasil pengamatan dianalisis secara menggunakan uji <em>t-student</em> pada taraf 5% dan uji korelasi <em>Rank Spearman</em>. Hasil penelitian menunjukkan tenaga kerja Kebun Cikasungka telah bekerja secara disiplin dengan kualitas kerja yang baik. Pihak manajemen Kebun Cikasungka telah menerapkan aspek berkelanjutan dan tanggung jawab terhadap pekerja dengan baik.</p> <p>Kata kunci: disiplin kerja, ISPO, kualitas kerja, prestasi kerja</p>2025-01-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 https://journal.ipb.ac.id/index.php/bulagron/article/view/60715Pengaruh Dosis Pupuk Organik terhadap Pertumbuhan, Produktivitas Dan Kualitas Umbi Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Klon Beniazuma2025-06-01T22:01:45+07:00Said Arsandi Naim Harahapwarto_skm@apps.ipb.ac.idSuwarto Suwartowarto_skm@apps.ipb.ac.id<p>Ubi jalar (<em>Ipomoea batatas</em> L.) atau ketela rambat berasal dari Hindia Barat atau Amerika Selatan, merupakan bahan makanan tambahan atau pengganti makanan pokok beras yang telah mendapatkan perhatian lebih masyarakat. Selain sebagai salah satu bahan pangan, ubi jalar juga dimanfaatkan sebagai bahan baku industri seperti tepung, makanan ternak dan gula cair. Pemupukan merupakan salah satu faktor penting dalam budidaya tanaman ubi jalar. Penelitian ini bertujuan untuk menguji beberapa dosis pupuk organik terhadap pertumbuhan dan produksi ubi jalar klon Beniazuma. Percobaan penelitian ini dilakukan di Kebun Merdesa Cikarawang serta Laboratorium Pasca Panen dan Mikro Teknik Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB University dari bulan Oktober 2022 hingga Agustus 2023. Percobaan penelitian disusun dalam Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) faktor tunggal dengan lima taraf percobaan yaitu 0 kg ha<sup>-1</sup>, 100 kg ha<sup>-1</sup>, 200 kg ha<sup>-1</sup>, 300 kg ha<sup>-1</sup>, 400 kg ha<sup>-1 </sup>pupuk organik. Terdapat empat ulangan dengan lima perlakuan sehingga ada 20 percobaan. Ubi jalar klon Beniazuma menunjukkan hasil respon kuadratik terhadap peningkatan dosis pupuk organik pada peubah panjang batang utama, diameter batang utama, jumlah daun, dan jumlah cabang baru. Pada komponen produksi umbi perlakuan dosis pupuk organik hanya berpengaruh pada peubah bobot kering umbi, diameter umbi, dan tingkat kemanisan umbi sedangkan pada peubah lainnya tidak berpengaruh nyata<em>.</em></p> <p>Kata kunci: berat kering, jumlah cabang baru, komponen produksi, panjang batang</p>2025-01-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 https://journal.ipb.ac.id/index.php/bulagron/article/view/55029Pengaruh Pengaplikasian Pupuk Magnesium Sulfat terhadap Pertumbuhan serta Hasil Panen Jagung Manis (Zea mays L. saccharata)2025-06-01T22:11:33+07:00Eriyanto Firmansyahbuletinagrohorti@apps.ipb.ac.idShandra Amarillisshandra.amarillis@gmail.comJuang Gema Kartikajuangkartika@gmail.com<p>Jagung manis (<em>Zea mays </em>L<em>. saccharata</em>) merupakan salah satu komoditas pangan yang sudah lama dibudidayakan di Indonesia. Pertumbuhan dan produksinya sangat dipengaruhi oleh ketersediaan unsur hara, terutama magnesium (Mg) dan sulfur (S). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengaplikasian pupuk magnesium sulfat yang optimal bagi pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis. Penelitian ini dilakukan pada bulan April hingga Juni 2023 dan dilakukan dalam percobaan lapangan menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan 1 faktor perlakuan yaitu dosis pupuk MgSO<sub>4</sub><sup>-</sup>. Penelitian dilakukan dengan 6 taraf perlakuan dengan 4 ulangan setiap taraf perlakuan. Perlakuan yang digunakan yaitu: kontrol (tanpa pupuk), pupuk standar (300 kg ha<sup>-1</sup> Urea, 200 kg ha<sup>-1</sup> SP-36, 200 kg ha<sup>-1</sup> KCl), pupuk standar + 30 kg ha<sup>-1</sup> MgSO<sub>4</sub><sup>-</sup>, pupuk standar + 45 kg ha<sup>-1</sup> MgSO<sub>4</sub><sup>-</sup>, pupuk standar + 60 kg ha<sup>-1</sup> MgSO<sub>4</sub><sup>-</sup>, dan pupuk standar + 90 kg.ha<sup>-1</sup> MgSO<sub>4</sub><sup>-</sup>. Secara umum, dosis pupuk standar + MgSO<sub>4</sub><sup>-</sup> cenderung meningkatkan pertumbuhan dan hasil panen jagung manis. Perlakuan dosis pupuk standar + 45 MgSO<sub>4</sub><sup>-</sup> memiliki tinggi tanaman, bobot daun, dan luas daun nilai berturut-turut sebesar 140.84 cm; 35.12 g; dan 4292.44 cm<sup>2</sup> yang nyata lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman yang tidak mendapat pemupukan (kontrol). Perlakuan dosis pupuk standar + 45 MgSO<sub>4</sub><sup>-</sup> cenderung mampu meningkatkan indeks luas daun, jumlah biji per tongkol dan bobot biji per tongkol dengan nilai beturut-turut sebesar 18.40; 320.15; dan 71.57 g.</p> <p>Kata kunci: anorganik, dosis pemupukan, hara makro sekunder, magnesium sulfat, produksi</p>2025-01-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 https://journal.ipb.ac.id/index.php/bulagron/article/view/51576Pengaruh Interval Panen terhadap Pertumbuhan dan Produksi Daun Legundi (Vitex trifolia L.)2025-06-01T22:16:50+07:00Pesol Haryantoani_kurniawati@yahoo.co.idAni Kurniawatiani_kurniawati@yahoo.co.idMaya Melatiani_kurniawati@yahoo.co.id<p>Tanaman legundi (<em>Vitex trifolia </em>L.) merupakan salah satu tanaman obat yang dimanfaatkan masyarakat sebagai obat tradisional. Tanaman legundi dipanen daunnya untuk diambil bahan aktifnya, yaitu viteksikarpin sebagai fitofarmaka bahan obat asma. Legundi adalah tanaman tahunan yang daunnya dapat dipanen berulang. Salah satu teknologi produksi tanaman adalah penentuan waktu panen yang tepat agar mendapatkan produksi dan kualitas maksimal. Penelitian ini bertujuan menetapkan interval panen yang tepat agar menghasilkan produksi daun Legundi yang maksimal. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan IPB di Cikabayan, Dramaga, Bogor pada ketinggian tempat 240 m dpl dengan jenis tanah Latosol. Penelitian menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak faktor tunggal yaitu interval panen (2, 4, 6, dan 8 minggu sekali) dan diulang sebanyak 4 kali. Hasil penelitian menunjukkan produksi daun Legundi tertinggi didapatkan dengan interval panen 4 minggu sekali. Interval panen yang lebih panjang menghasilkan tanaman yang lebih tinggi dengan produksi daun yang lebih rendah.</p> <p>Kata kunci: fitofarmaka, simplisia, tanaman obat, viteksikarpin</p>2025-01-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 https://journal.ipb.ac.id/index.php/bulagron/article/view/63142Efektivitas Aplikasi Pupuk NPK dengan Kandungan Magnesium (14-14-14+1.5MgO) pada Hasil dan Komponen Hasil Jagung Manis2025-06-01T22:22:55+07:00Anggi Ninditaangginindita@yahoo.comRosyid Anwar Muhammadangginindita@apps.ipb.ac.idSuwarto Suwartowarto_skm@apps.ipb.ac.id<p>Pemupukan tanaman yang seimbang dalam jangka panjang dapat mempengaruhi produksi tanaman jagung manis secara optimal. Magnesium merupakan unsur hara makro esensial untuk metabolisme, pertumbuhan, dan perkembangan tanaman. Aplikasi pupuk majemuk seperti pupuk NPK dengan penambahan magnesium dapat mengoptimalkan hasil panen serta berkontribusi secara signifikan terhadap ketahanan pangan. Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Sawah Baru IPB, Jawa Barat. Percobaan disusun dengan rancangan acak kelompok lengkap teracak (RKLT) dengan faktor tunggal yaitu dosis pemberian pupuk. Perlakuan disusun dalam 6 taraf aplikasi yaitu: (1) tanpa pemberian pupuk yang diuji (kontrol), (2) pupuk NPK standar sebagai pembanding, (3) 0.5 dosis pupuk uji (0.5 NPK), (4) 0.75 dosis pupuk uji (0.75 NPK), (5) 1.0 dosis pupuk uji (1.0 NPK), (6) 1.5 dosis pupuk uji (1.5 NPK). Percobaan dilakukan dengan empat ulangan sehingga terdapat 24 satuan percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa taraf pemupukan NPK+Mg (14-14-14+1.5MgO) dari 0.75 (P3) sampai dengan 1.50 dosis (P5) secara umum dapat memberikan tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, bobot tongkol berkelobot, produksi serta produktivitas yang secara statistik lebih tinggi terhadap perlakuan pembanding (P1). RAE tertinggi mencapai 197.95 % atau 1.98 kali peningkatan hasil dari perlakuan pembanding terhadap kontrol, yang didapatkan pada perlakuan dengan 1.50 dosis NPK (14-14-14+1.5MgO).</p> <p>Kata kunci: defisit magnesium, efektivitas agronomi relatif, produksi, produktivitas</p>2025-01-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 https://journal.ipb.ac.id/index.php/bulagron/article/view/61534Manajemen Persiapan dan Pelaksanaan Panen Kopi Arabika (Coffea arabica L.) di Kebun Kalisat Jampit, Jawa Timur2025-06-01T22:27:58+07:00Karyatisofyanagh@gmail.comsofyan zamansofyanzaman@yahoo.co.id<p>Manajemen panen dan pelaksanaan panen memegang peranan penting dalam menjamin kelancaran kegiatan serta pencapaian hasil yang optimal. Manajemen ini mencakup fungsi perencanaan (<em>planning</em>), pengorganisasian (<em>organizing</em>), pelaksanaan (<em>actuating</em>), pengawasan (<em>controlling</em>), dan evaluasi (<em>evaluation</em>). Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari hingga Mei 2020 di Kebun Kalisat Jampit, Jawa Timur, dengan tujuan menganalisis dan mengevaluasi manajemen persiapan serta pelaksanaan panen kopi Arabika. Pengamatan yang dilakukan yaitu taksasi produksi, persiapan sarana dan prasarana, pemetaan rotasi panen, tenaga petik, kualitas dan kuantitas hasil petik, faktor kehilangan hasil dan tingkat kehilangannya, transportasi hasil, serta sistem upah. Data dianalisis menggunakan uji statistik <em>t-student</em>, rata-rata, dan persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja per Januari 2020 berjumlah 1,410 orang dengan luas panen 1,332.23 ha dengan rata-rata luas blok panen 1,617 ha. Setiap afdeling dibagi menjadi 15 blok petik, dengan rotasi panen setiap 8–12 hari. Penentuan luas areal panen didasarkan pada kondisi tanaman menghasilkan (TM) dan kondisi tanaman. Rata-rata kualitas petik pada awal panen mencapai 84.39% buah merah. Usia dan jenis kelamin tenaga pemetik tidak berpengaruh nyata terhadap hasil panen. Pengolahan kopi dilakukan dengan dua metode, yaitu pengolahan basah (<em>wet process</em>/WP) dan pengolahan kering (<em>dry process</em>/DP).</p> <p>Kata kunci: kriteria pemanenan, pengolahan kopi, perkebunan kopi, persiapan panen</p>2025-01-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 https://journal.ipb.ac.id/index.php/bulagron/article/view/60720Pengaruh Pemupukan Urea dan Varietas pada Tanaman Jagung (Zea mays L.) terhadap Produksi Biomassa dan Biji2025-06-03T08:34:08+07:00Muhammad Rasyid Noor Fahmiiskandarlbs@yahoo.comIskandar Lubisiskandarlbs@yahoo.comHeni Purnamawatih_purnama@apps.ipb.ac.id<p>Jagung merupakan tanaman pangan yang mempunyai peran strategis dalam pembangunan pertanian dan perekonomian nasional. Produktivitas jagung sangat ditentukan oleh mutu genetik varietas yang ditanam dan pemupukan yang tepat. Kegiatan penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemupukan berbagai dosis pupuk urea terhadap dua varietas jagung yang ditanam melalui produksi biomassa dan biji. Penelitian dilakukan pada Januari hingga Mei 2023 di Kebun Percobaan Leuwikopo Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor, Dramaga, Bogor, Jawa Barat. Penelitian dilaksanakan menggunakan rancangan petak terbagi dalam rancangan kelompok lengkap teracak dengan tiga kali ulangan. Perlakuan terdiri dari 2 faktor yaitu varietas dan dosis pupuk urea. Varietas sebagai petak utama dan dosis pupuk urea sebagai anak petak. Dua varietas jagung, BISI-18 (hibrida) dan Bisma (komposit) ditanam dan dipupuk dengan dosis urea 0, 175, 350, dan 525 kg ha<sup>-1</sup>. Peningkatan dosis urea hingga 525 kg ha<sup>-1 </sup>secara linier meningkatkan total bobot kering, bobot tongkol dengan kelobot, bobot tongkol tanpa kelobot, diameter tongkol, bobot biji per tongkol, dan bobot biji per plot. Tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, panjang tongkol, dan nilai SPAD menunjukkan respons kuadratik dengan dosis Urea optimum masing-masing 461.25; 435; 350; 435 dan 518 kg ha<sup>-1</sup>. Dosis urea 439.25 kg ha<sup>-1 </sup>merupakan dosis optimum untuk mencapai produktivitas tinggi pada kedua varietas tersebut.</p> <p>Kata kunci: bobot tongkol, diameter tongkol, dosis optimum, produktivitas, total bobot kering</p>2025-01-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025