Policy Brief Pertanian, Kelautan, dan Biosains Tropika https://journal.ipb.ac.id/index.php/agro-maritim <p><strong>Policy Brief Pertanian, Kelautan, dan Biosains Tropika</strong> (PB PKBT) is a peer-review journal that contains articles covering the results of policy research, policy analysis and opinions related to policy recommendations that are currently developing both nationally and internationally. <strong>PB PKBT</strong> (<a href="https://portal.issn.org/resource/ISSN/2828-285X">ISSN 2828 – 285X</a>) is published <strong>four times every year</strong>, namely the periods <strong>March, June, September </strong>and<strong> December</strong>. This policy brief focuses on <strong>broad agro-maritime policy topics</strong>, which include the fields of <strong>agriculture, one health, fisheries and maritime affairs, animal husbandry, forestry and the environment, agro-maritime industry, tropical bio-science, natural resource and environmental economics, and the social sector, communication and community development</strong>. The articles published in this policy brief are articles that are presented concisely to bring science and policy together to support inclusive sustainable development and prosperous society. <strong>PB PKBT</strong> is published by the <strong>Directorate of Strategic Studies and Academic Reputation – IPB University</strong>.</p> <p>&nbsp;</p> <p><img src="/public/site/images/adminks/by.png" width="134" height="47"></p> <p>This license enables reusers to distribute, remix, adapt, and build upon the material in any medium or format, so long as attribution is given to the creator. The license allows for commercial use. CC BY includes the following elements:</p> <p><img src="https://mirrors.creativecommons.org/presskit/icons/by.xlarge.png" width="28" height="28">&nbsp;BY: credit must be given to the creator.</p> en-US muh-fi@apps.ipb.ac.id (Muh. Firmansyah) dkasra@apps.ipb.ac.id (DKSRA-IPB University) Wed, 15 May 2024 15:45:50 +0700 OJS 3.1.2.4 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 Strategi Mitigasi Urban Heat Island (UHI) di Kawasan Metropolitan https://journal.ipb.ac.id/index.php/agro-maritim/article/view/54182 <p>Kekhawatiran terhadap paparan suhu tinggi dalam jangka waktu lama yang dapat berdampak serius terhadap kesehatan manusia, produktivitas dan infrastruktur terjadi di banyak negara berkembang terutama yang terletak di wilayah tropis. Kawasan metropolitan menghadapi risiko tambahan akibat dampak UHI ini dikarenakan kondisi kepadatannya, dan desain pemukiman yang tidak terencana. Sementara itu, penduduknya kurang mempunyai kemampuan finansial untuk memitigasi dampak. Kemampuan untuk menghindari, mengelola dan membangun ketahanan terhadap dampak UHI di masa depan akan tergantung pada keputusan yang diambil saat ini. Policy brief ini menyoroti peluang-peluang utama untuk mitigasi UHI dalam bidang perencanaan kota, energi, dan penghijauan diantaranya dengan instalasi permukaan reflektif (<em>cool roof, cool pavement</em>, dan <em>cool wall</em>) serta infrastruktur hijau (<em>green roof</em> dan kanopi tanaman). Desain perkotaan dan investasi infrastruktur, kesenjangan sosial ekonomi, dan risiko perubahan iklim harus dikelola secara bersamaan. Tindakan yang diperlukan termasuk mereformasi standar bangunan, melakukan tinjauan kerentanan, dan berinvestasi pada infrastruktur yang dibangun untuk menahan serta meminimalkan paparan panas guna mewujudkan “<em>cool city</em>”, kota yang lebih sejuk.</p> Dyah Lukita Sari, Tania June, Rahmat Hidayat, Perdinan, Wido Hanggoro, Hadi Susilo Arifin Copyright (c) 2024 Policy Brief Pertanian, Kelautan, dan Biosains Tropika https://journal.ipb.ac.id/index.php/agro-maritim/article/view/54182 Wed, 08 May 2024 11:58:29 +0700 Strategi Upaya Pengembangan dalam Keberlanjutan Program Desa Mandiri Energi (DME) Basis Nyamplung https://journal.ipb.ac.id/index.php/agro-maritim/article/view/53051 <p>Krisis energi yang melanda Indonesia bukan hanya menjadi hambatan bagi pertumbuhan ekonomi, tetapi juga melanggar tujuan-tujuan <em>Sustainable Development Goals</em> (SDGs) poin 7.2 yang menargetkan peningkatan akses masyarakat terhadap energi yang terjangkau, berkelanjutan, dan modern. Bahan bakar nabati atau <em>biofuel</em> dapat dijadikan alternatif untuk mengatasi krisis energi di masa depan (Budianto et al., 2021). Sejalan dengan hal tersebut, pemerintah Indonesia melaksanakan Program Desa Mandiri Energi (DME) yang dicanangkan pada tahun 2007 sebagai solusi inovatif untuk mengatasi krisis energi di tingkat lokal. Program tersebut merupakan bentuk implementasi Peraturan Presiden No. 5 tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional. Menurut Permen ESDM Nomor 32 Tahun 2008, DME adalah desa yang menggunakan dan memproduksi energi terbarukan untuk menyediakan dan memenuhi 60 persen dari energi yang dibutuhkan untuk keperluan desa dan lokasinya <em>remote</em>.</p> <p>Kementerian Kehutanan menyebutkan bahwa nyamplung cocok dijadikan <em>biofuel</em> karena mempunyai rendemen minyak mencapai 65,8 persen lebih tinggi dibandingkan kelapa sawit dan jarak pagar (Muderawan dan Daiwataningsih, 2016). Pada tahun 2009, dilaksanakan program DME nyamplung di 3 desa yaitu Desa Ambal Kabupaten Kebumen, Desa Buluagung Kabupaten Banyuwangi, dan Desa Patutrejo Kabupaten Purworejo. Walaupun program DME nyamplung mengalami kegagalan, namun terdapat potensi untuk pengembangan program DME nyamplung yang berkelanjutan dengan melibatkan organisasi non-pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), maupun komunitas lainnya. LSM memiliki peran krusial sebagai mitra potensial dalam memperbaiki dan memperkuat pelaksanaan program, serta dapat menjadi kekuatan dorong untuk mencapai tujuan pembangunan energi yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia.</p> Uly Anggraeni Putri, Fenty Wurni Asih, Anggi Setya Pratiwi, Firman Thaha Yasin, Ranti Wiliasih Copyright (c) 2024 Policy Brief Pertanian, Kelautan, dan Biosains Tropika https://journal.ipb.ac.id/index.php/agro-maritim/article/view/53051 Mon, 08 Jul 2024 12:05:57 +0700 Menuju Pertumbuhan Berkualitas: Peran Kunci Pemerintah dalam Mendorong Industri Feedlot di Indonesia https://journal.ipb.ac.id/index.php/agro-maritim/article/view/54178 <p>Kebijakan pemerintah dalam pengembangan industri <em>feedlot</em> menjadi aspek penting dalam mengevaluasi efektivitas, mengidentifikasi hambatan yang mungkin dihadapi, dan merumuskan solusi yang diperlukan untuk meningkatkan produksi di tempat pemberian pakan ternak. Keterlibatan pemerintah dalam menetapkan regulasi yang bijaksana, insentif yang sesuai, dan dukungan infrastruktur dapat memainkan peran kunci dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan industri <em>feedlot</em>. Pemahaman mendalam terhadap kerangka kebijakan, keterlibatan aktif dengan pemangku kepentingan, serta responsif terhadap perubahan dalam dinamika industri yang secara esensial untuk mengoptimalkan pengembangan industri <em>feedlot</em> yang berkelanjutan dan efisien. Kebijakan pemerintah yang tidak produktif bertanggung jawab atas penurunan dan deindustrialisasi berkelanjutan dalam industri sapi lokal. Pemerintah perlu melakukan penyederhanaan regulasi untuk menciptakan lingkungan usaha yang kondusif, meminimalkan birokrasi, dan meningkatkan kejelasan prosedur. Implementasi kebijakan yang berlaku untuk impor harus diprioritaskan dalam penyusunan kebijakan terkait pengembangan usaha peternakan sapi di Indonesia. Sektor <em>feedlot</em> di Indonesia memiliki potensi besar untuk tumbuh dan memenuhi lebih banyak permintaan daging sapi dunia. Sektor <em>feedlot</em> merupakan mata rantai kritis dalam pasokan daging sapi yang memberikan peluang untuk meningkatkan produksi daging sapi secara efektif. Pasokan dan biaya daging sapi berdampak langsung pada peningkatan produktivitas <em>feedlot</em> dan juga mendorong ekspansi seluruh industri sapi di Indonesia.</p> Wibisono Chandra, R. Nunung Nuryartono, Yandra Arkeman, Zenal Asikin Copyright (c) 2024 Policy Brief Pertanian, Kelautan, dan Biosains Tropika https://journal.ipb.ac.id/index.php/agro-maritim/article/view/54178 Mon, 08 Jul 2024 16:14:49 +0700 Jati Diri Insan Akademik https://journal.ipb.ac.id/index.php/agro-maritim/article/view/53183 <p>Perguruan tinggi sebagai tempat insan akademik berkiprah saat ini mengalami berbagai tantangan dan ancaman yang dapat mengganggu fungsinya sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), serta menjadi penjaga keberlanjutan peradaban dan moralitas insan akademik agar tidak terdistorsi dan tererosi.&nbsp; Kemajuan teknologi (khususnya teknologi informasi), dekadensi moral global, tekanan ekonomi, orientasi praktis dan fokus pada pencapaian jangka pendek, perubahan paradigma pendidikan serta iklim ketidakpastian, menjadikan nilai-nilai tradisional perguruan tinggi terancam tergeser menjadi mesin penghasil tenaga kerja semata.&nbsp;&nbsp; Perguruan tinggi, yang seharusnya berperan sebagai benteng terakhir penjaga nilai-nilai akademik, serta sebagai agen perubahan (<em>agent of change</em>) yang berorientasi pada nilai kebaikan dan penjaga nilai moral (<em>guardian of value</em>), perlu jati diri insan akademik yang unggul, sehingga peran dan fungsi perguruan tinggi dapat tetap dipertahankan.&nbsp;&nbsp; Untuk memberikan pertimbangan dalam upaya menjaga tersebut, <em>Policy Brief</em> ini disusun melalui serangkaian proses diskusi anggota tim PAH Jati Diri Insan Akademik dan proses FGD yang melibatkan narasumber internal dan eksternal IPB.&nbsp;&nbsp;&nbsp; <em>Policy Brief</em> ini diakhiri dengan rekomendasi yang dapat diusulkan kepada penyelenggara pendidikan tinggi Indonesia agar fungsi perguruan tinggi dan insan akademik dapat tetap terjaga</p> DGB IPB, Ma'mun Sarma, Ario Damar, Sudradjat, Suria Darma Tarigan, Agus Setiyono, Sumiati, Ulfah Juniarti Siregar, Purwiyatno Hariyadi, Hasim, Lala M. Kolopaking, Idqan Fahmi, Wawan Oktariza, Evy Damayanthi, Mohamad Agus Setiadi, Nahrowi, Sri Sri Purwaningsih Copyright (c) 2024 Policy Brief Pertanian, Kelautan, dan Biosains Tropika https://journal.ipb.ac.id/index.php/agro-maritim/article/view/53183 Tue, 09 Jul 2024 13:40:41 +0700 Kebijakan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan Mensukseskan Program Masakan Sehat Atasi Stunting https://journal.ipb.ac.id/index.php/agro-maritim/article/view/53178 <p>Salah satu tujuan Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting yaitu menjamin pemenuhan asupan gizi. Untuk mewujudkan tujuan tersebut perlu ada kebijakan strategis yang tepat guna dan tepat sasaran. Kebijakan strategis tersebut adalah Kebijakan Masakan Sehat Atasi Stunting (MASTA). Salah satu pilar pemenuhan kebijakan MASTA adalah Kebijakan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (GEMARIKAN).</p> <p>&nbsp;</p> <p>Ikan sebagai sumber protein pangan, ikan memiliki kandungan gizi yang sangat baik seperti protein sebagai sumber pertumbuhan, asam lemak omega 3 dan 6 yang bermanfaat bagi kesehatan ibu dan pembentukan otak janin, vitamin, serta berbagai mineral yang sangat bermanfaat bagi ibu dan janin.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Kebijakan pemerintah dalam percepatan penurunan stunting itu tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.</p> Ahmad Zuhdi, Hariyadi Wibowo, Fadly Syamsudin Copyright (c) 2024 Policy Brief Pertanian, Kelautan, dan Biosains Tropika https://journal.ipb.ac.id/index.php/agro-maritim/article/view/53178 Tue, 09 Jul 2024 00:00:00 +0700 Pengembangan Ilmu Pangan Menggunakan Systematic Review Dan Meta-Analisis https://journal.ipb.ac.id/index.php/agro-maritim/article/view/54194 <p><em>Penggunaan sistematik review dan meta-analisis dalam pengembangan ilmu pangan adalah suatu hal yang baru. Di era keberlimpahan informasi seperti saat ini dimana publikasi ilmiah sudah sangat banyak, baik jurnal nasional terakreditasi maupun jurnal internasional bereputasi maka penganalisisan terhadap data tersebut untuk menghasilkan informasi baru yang berguna menjadi penting dan menarik. Kajian literatur terkait meta-analisis pangan dilakukan dengan analisis komprehensif jurnal-jurnal meta-analisis pangan, analisis pada database scopus, dan analisis bibliometrik menggunakan software publish or perish serta VOSviewer menggunakan kata kunci “meta-analysis food science” menggunakan database ilmiah Crossref, Google Scholar, dan Scopus untuk selanjutnya dilakukan analisis perkembangan terupdate penggunaan meta-analisis pangan. Ruang lingkup analisis dilakukan pada metode yang digunakan dan aplikasi penggunaanya pada empat pilar ilmu teknologi pangan, yaitu kimia pangan, biokimia pangan, mikrobiologi pangan, dan rekayasa proses pangan. Hasilnya meta-analisis yang digunakan dapat menggunakan analisis ringkasan data, penggunaan nilai rata-rata disertai nilai standar deviasi dan jumlah ulangan, dan penggunaan nilai rata-rata saja. Meta-analisis pangan sangat powerful untuk digunakan dalam penulisan jurnal baik nasional maupun internasional di bidang pangan dengan tingkat keberterimaan yang tinggi dan aseptansi yang relatif cepat.</em></p> Feryanto Feryanto, Frendy Ahmad Afandi Copyright (c) 2024 Policy Brief Pertanian, Kelautan, dan Biosains Tropika https://journal.ipb.ac.id/index.php/agro-maritim/article/view/54194 Tue, 09 Jul 2024 14:38:44 +0700 Akselerasi Kebijakan Stunting Nasional https://journal.ipb.ac.id/index.php/agro-maritim/article/view/55254 <p>Stunting adalah kondisi ketika anak dikategorikan pendek atau sangat pendek berdasarkan panjang/tinggi badan menurut usia yang kurang dari -2 standar deviasi (SD) pada kurva pertumbuhan WHO yang disebabkan oleh asupan nutrisi yang tidak adekuat dan/atau infeksi berulang/kronis yang terjadi dalam 1000 hari pertama kehidupan (HPK). Perlu diketahui bahwa tidak setiap anak yang pendek adalah stunting, tetapi setiap anak stunting pasti pendek. Stunting pada anak secara sekilas mungkin tidak tampak membahayakan karena berfokus pada panjang/tinggi badan yang kurang dari kurva pertumbuhan. Namun, anak yang stunting tidak hanya terhambat pertumbuhannya secara fisik (pendek), tetapi juga berpengaruh pada pertumbuhan kognitifnya.</p> Nabilah Zulfah Ramadhani, Muh Firmansyah, Bunga Anggraeny, Alfian Helmi Copyright (c) 2024 Policy Brief Pertanian, Kelautan, dan Biosains Tropika https://journal.ipb.ac.id/index.php/agro-maritim/article/view/55254 Wed, 10 Jul 2024 10:07:17 +0700 Efektifkah Penerapan Cukai Minuman Berpemanis untuk Menurunkan Risiko Penyakit Tidak Menular di Indonesia? https://journal.ipb.ac.id/index.php/agro-maritim/article/view/54455 <p><em>Asupan gula, garam dan lemak dari pangan yang dikonsumsi diduga menjadi faktor risiko PTM.&nbsp; </em><em>Rerata asupan gula masyarakat Indonesia masih memenuhi rekomendasi WHO dan PerMenkes No. 30 tahun 2013. </em><em>&nbsp;Identifikasi sumber pangan yang berkontribusi terhadap asupan gula dapat digunakan sebagai input strategi pengendalian asupannya.&nbsp; </em><em>Hasil survey konsumsi pangan menunjukkan bahwa jenis pangan sebagai kontributor utama asupan gula adalah <strong>pangan olahan</strong>, diikuti oleh pangan siap saji dan masakan rumah tangga. </em><em>Menurut UNICEF, tidak ada satu pun kebijakan tunggal yang mampu secara efektif mengatasi permasalahan PTM yang terkait dengan pola konsumsi pangan yang tidak menyehatkan. WHO mengusulkan sejumlah tindakan kebijakan untuk menurunkan risiko PTM dan salah satunya adalah penerapan cukai MBDK.&nbsp; </em><em>Cukai MBDK sesuai rekomendasi WHO (20-25%) efektif untuk mendorong penurunan prevalensi PTM karena membatasi konsumen membeli MBDK.&nbsp; Kajian literatur secara sistematik </em><em>menunjukkan <strong>penerapan cukai pada minuman bergula</strong> berdasarkan model simulasi berpengaruh terhadap penurunan PTM, namun berdasarkan bukti (evidence based) &nbsp;tidak berpengaruh nyata terhadap penurunan PTM.&nbsp; Penerapan cukai terbukti menurunkan volume pembelian dan kandungan gula MBDK.</em></p> Nuri Andarwulan, Purwiyatno Hariyadi, Safira Firdaus Copyright (c) 2024 Policy Brief Pertanian, Kelautan, dan Biosains Tropika https://journal.ipb.ac.id/index.php/agro-maritim/article/view/54455 Wed, 10 Jul 2024 21:16:32 +0700 Strategi Menjadikan Indonesia Pemain Penting Dalam Perikanan Tuna Sirip Biru Selatan (Southern Bluefin Tuna, SBT) https://journal.ipb.ac.id/index.php/agro-maritim/article/view/54477 <p>Perikanan Tuna Sirip Biru Selatan (TSBS) merupakan salah satu perikanan yang bernilai ekonomi tinggi sejak industri penangkapan ini dimulai pada tahun 1950-an sampai hari ini, dimana total nilai pasar perikanan TSBS&nbsp;yang didaratkan&nbsp;diperkirakan sekitar Rp4,5Trilliun. Diperkirakan perikanan TSBS akan terus meningkat seiring dengan suksesnya program pemulihan kembali stok TSBS ke tingkat yang berkelanjutan. Indonesia baru bergabung dalam keanggotaan CCSBT (<em>Commission on Conservation of Southern Bluefin Tuna</em>) pada tahun 2008, sehingga tidak terlibat sejak awal dalam menyusun Konvensi yang ada, termasuk dalam pengaturan dan penetapan awal kuota. Kenyataan ini dikemudian hari menyulitkan posisi Indonesia untuk mengembangkan perikanan TSBS. &nbsp;Sebagai negara pantai (<em>Coastal State</em>), Indonesia selayaknya mendapatkan manfaat lebih besar dari perikanan TSBS. Daerah pemijahan TSBS berada di sekitar perairan selatan Jawa dan Nusa Tenggara dan ketika tumbuh dan berkembang bermigrasi ke selatan hingga di pantai barat Australia. Dalam tulisan ini diusulkan beberapa strategi yang dapat ditempuh untuk menjadikan Indonesia sebagai pemain utama dalam perikanan TSBS. &nbsp;Disampaikan pula rekomendasi program jangka pendek dan jangka panjang untuk mencapai harapan yang dimaksud.</p> Indra Jaya Copyright (c) 2024 Policy Brief Pertanian, Kelautan, dan Biosains Tropika https://journal.ipb.ac.id/index.php/agro-maritim/article/view/54477 Mon, 15 Jul 2024 10:31:47 +0700 Kewirausahaan Sosial oleh Pemuda dalam Mendorong Industrialisasi Perdesaan https://journal.ipb.ac.id/index.php/agro-maritim/article/view/54497 <p>Dewasa ini, masalah ketertinggalan desa di Indonesia masih menjadi masalah karena jumlah desa tertinggal hampir sama dengan jumlah desa mandiri di Indonesia. Kewirausahaan sosial yang digerakkan oleh pemuda di Indonesia dapat menjadi salah satu jawaban dari masalah tersebut. <em>Policy brief </em>ini membahas mengenai kebijakan yang melibatkan peran pemuda sebagai pilar utama dalam kegiatan kewirausahaan sosial (<em>sociopreneur</em>) untuk menciptakan industrialisasi pertanian dan perdesaan. Kebijakan ini diharapkan dampat menciptakan dampak positif berupa berupa peningkatan kesejahteraan masyarakat, perluasan akses faslitas fital, dan kemudahan dalam akses kredit dan keuangan bagi wirausaha desa.</p> Mohammad iqbal Irfany, Handian Purwawangsa, Fiona Ramadhini Copyright (c) 2024 Policy Brief Pertanian, Kelautan, dan Biosains Tropika https://journal.ipb.ac.id/index.php/agro-maritim/article/view/54497 Mon, 15 Jul 2024 00:00:00 +0700