Pertumbuhan Awal Tanaman Penyusun Agroforestri Sengon (Falcataria mollucana)+Manglid (Magnolia champaca)-Rumput Pakan Ternak pada Umur Sembilan Bulan
Abstract
Vegetative soil and water conservation can be done by planting annual plants (timber) and crops. On sloping areas, terraces function to prevent erosion and to maintain the soil fertility. One effort to protect the terrace is to plant animal-feed plants. The combination of woody plants and grasses can increase the value of conservation and provide results for landowners, namely wood and forage. The research was designed to evaluate the growth of manglid (Magnolia champaca), sengon (Falcataria mollucana), and elephant grass (Pennisetum purpureum) planted in agroforestry. The study used a split plot design group with wood plant species, namely 4 spacing (3 x 3; 3 x 4; 3 x 5; and 3 x 6 m) each of three replications. The number of staple plants per treatment of 49 plants (7 x 7) by means of the type of sengon and manglid was planted by alternating hose. Elephant grass was planted along the terrace with a spacing of 1 x 1 m. The results showed that the spacing of the main plants 3 x 5 m with a distance between 5 m lines gave the best tree growth (diameter 24.5 mm and height 129.41 cm). The number of shoots per elephant grass clump ranged between 44-134 shoots with a wet weight per sample range of 83.6-278/g/shoot, while the productivity per area of 4 m2 ranged between 0.8-13.25 kg wet weight and 0.32-5.26 kg dry weight.
Downloads
References
Adimihardja A. 2008 Teknologi dan strategi konservasi tanah dalam kerangka revitalisasi pertanian. Pengembangan Inovasi Pertanian. 1(2): 105-124.
[BNPB] Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 2016. Info Bencana. [Internet]. [diunduh pada 2018 Maret 2]. Tersedia pada: https://www.bnpb.go.id/ Info-Bencana.
Burner DM, Brauer DK. 2003. Herbage response to spacing of loblolly pine trees in a minimal management silvopasture in southeastern USA. Agroforestry systems. 57: 169-177. https://doi.org/ 10.1023/A:1022943224478
Ehret M, Graß R, Wachendorf M. 2018. Productivity at the tree-crop interface of a young willow-grassland alley cropping system. Agroforestry Systems. 92(1): 71-83.
https://doi.org/10.1007/s10457-016-0015-z
Hanifa A, Subagyo YBP, Lutojo. 2012. Karakteristik morfologi rumput gajah dan raja di tanah vulkanik dengan pemberian bahan organik. Buana Sains. 12(1): 39-44.
Hartanto D. 2007. Kontribusi akar tanaman rumput dan bambu terhadap peningkatan kuat geser tanah pada lerengan. Jurnal Teknik Sipil. 3(1): 39-49.
Holdo RM, Brocato ER. 2015. Tree-grass competition varies across select savanna tree species: a potential role for rooting depth. Plant Ecology. 216(4): 577-588. https://doi.org/10.1007/s11258-015-0460-1
Indriani NP, Mansyur M, Susilawati I, Islami RZ. 2011. Peningkatan Produktivitas Tanaman Pakan Melalui Pemberian Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA). Pastura: Jurnal Ilmu Tumbuhan Pakan Ternak. 1(1): 23-26.
Irawanti S, Suka AP, Ekawati S. 2012. Manfaat ekonomi dan peluang pengembangan hutan rakyat sengon di Kabupaten Pati. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan. 9(3): 126-139. https:// doi.org/10.20886/jpsek.2012.9.3.126-139
Islami T, Utomo WH. 2006. Limpasan Permukaan dan erosi tanah setelah sepuluh tahun menggunakan sistem lorong. Buana Sains. 6(1): 51-58.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2015. Statistik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Jakarta (ID).
Kusuma ME. 2013. Pengaruh pemberian bokashi terhadap pertumbuhan vegetatif dan produksi rumput gajah (Pennisetum purpureum). Jurnal Ilmu Hewani Tropika. 2(2): 40-45.
Lubis D, Purwantari ND, Manurung T. 1999. Potensi nutrisi rumput gajah dari sistem pertanaman lorong dan kapasitas dukungnya untuk sapi perah laktasi. Dalam: Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. 375-381.
Mutegi JK, Mugendi DN, Verchot LV, Kung’u JB. 2008. Combining napier grass with leguminous shrubs in contour hedgerows controls soil erosion without competing with crops. Agroforestry Systems. 74(1): 37-49. https://doi.org/10.1007/s10457-008-9152-3
Nuraeni N, Sugiyanto S, Kusuma Z, Syafrial S. 2012. Persepsi dan partisipasi petani dalam penerapan usahatani konservasi (Studi Kasus Petani Sayuran Di Hulu DAS Jeneberang). Bumi Lestari. 12(1): 116-122.
Nuschati U, Utomo B, Prawirodigdo. 2010. Introduksi daun kering leguminosa pohon sebagai sumber protein dalam pakan-komplit untuk ternak domba dara. Caraka Tani. 25(1): 56-62. https://doi.org/ 10.20961/carakatani.v25i1.15740
Page K, Dang Y, Dalal R. 2013. Impacts of conservation tillage on soil quality, including soil-borne crop diseases, with a focus on semi-arid grain cropping systems. Australasian Plant Pathology. 42(3): 363-377. https://doi.org/10.1007/s13313-013-0198-y
Prasetyo A. 2003. Model Usaha Rumput Gajah sebagai Pakan Sapi Perah di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Dalam: Prosiding Lokakarya Nasional Tanaman Pakan Ternak. 57-63.
Prawiradiputra BR. 2011. Komposisi jenis hijauan pakan kerbau di luar dan di dalam perkebunan kelapa sawit, Kabupaten Lebak, Banten (ID). Dalam: Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Kerbau.
Rachaman IA, Djuniwati S, Idris K. 2008. Pengaruh bahan organik dan pupuk NPK terhadap serapan hara dan prouksi jagung di Inceptisol Ternate. Jurnal Tanah dan Lingkungan. 10(1): 7-13.
Rahmansyah M, Sugiharto A, Kanti A, Sudiana IM. 2013. Kesiagaan pakan pada ternak sapi skala kecil sebagai strategi adaptasi terhadap perubahan iklim melalui pemanfaatan biodiversitas flora lokal. Buletin Peternakan. 37(2): 95-106. https://doi.org/ 10.21059/buletinpeternak.v37i2.2427
Rivera LF, Armbrecht I, Calle Z. 2013. Silvopastoral systems and ant diversity conservation in a cattle-dominated landscape of the Colombian Andes. Agriculture, ecosystems & environment. 181: 188-194. https://doi.org/10.1016/j.agee.2013.09. 011
Roidah IS. 2013. Manfaat penggunaan pupuk organik untuk kesuburan tanah. Jurnal BONOROWO. 1(1): 30-43.
Rosliani R, Sumarni N, Sulastrini I. 2010. Pengaruh Cara Pengolahan Tanah dan Tanaman Kacang-kacangan sebagai Tanaman Penutup Tanah terhadap Kesuburan Tanah dan Hasil Kubis di Dataran Tinggi. Jurnal Hortikultura. 20(1): 36-44.
Safriani, Jayanti DS, Syahrul. 2017. Pengendelaian erosi secara vegetatif menggunakan rumput pait (Axonopus compressus) dan rumput alang-alang (Imperata cylindrica) pada tanah ordo ultisols. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Unsyiah. 2(2): 396-403.
Saraswati R, Sumarno S. 2008. Pemanfaatan mikroba penyubur tanah sebagai komponen teknologi pertanian. Iptek Tanaman Pangan. 3(1): 41-58.
Sariyanto, Hadi P, Pamujiasih T. 2018. Pengaruh macam dan dosis pupuk kandang terhadap pertumbuhan tanaman rumput gajah. Agronomika. 13(1): 187-191.
Seseray DY, Santoso B. 2013. Produksi rumput gajah (Pennisetum purpureum) yang diberi pupuk N, P, dan K dengan Dosis 0, 50, dan 100% pada devoliasi hari ke-45. Sains Peternakan: Jurnal Penelitian Ilmu Peternakan. 11(1): 49-55.
https://doi.org/10.20961/ sainspet.v11i1.4874
Siarudin M, Sudomo A, Indrajaya Y, Puspitojati T, Mindawari N. 2016. Hutan Rakyat Manglid, Status Riset dan Pengembangan. Bogor (ID): Forda Press.
Sukanteri NP, Narka Tenaya M, Budiasa I. 2013. Pemodelan Sistem Pertanian Terintegrasi Pendekatan: Programasi Linier. Jurnal Manajemen Agribisnis (Journal Of Agribusiness Management). 1(1). 1-15.
Susilawati. 2016. Kajian rumput vetiver sebagai pengaman lereng secara berkelanjutan. Media Komunikasi Teknik Sipil. 22(2): 99-108. https:// doi.org/10.14710/mkts.v22i2.12886
Sunada IW, Darmawan DP, Putra IGS. 2014. Pola interaksi ternak dan tanaman pada Simantri 116 Desa Katung, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Jurnal Manajemen Agribisnis. 2(2): 157-170.
Supriyadi S. 2008. Kandungan bahan organik sebagai dasar pengelolaan tanah di lahan kering Madura. Jurnal Embryo. 5(2):176-183.
Susanti S, Marhaeniyanto E. 2016. Proporsi penggunaan berbagai jenis daun tanaman untuk pakan ternak kambing pada lokasi dan ketinggian berbeda di wilayah Malang Raya. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan. 26(3): 42-52. https://doi.org/10.21776/ ub.jiip.2016.026.03.07
Videira SS, e Silva MDCP, de Souza Galisa P, Dias ACF, Nissinen R, Divan VLB, Divan VLB, Elsas JD, Baldani JI, Salles JF. 2013. Culture-independent molecular approaches reveal a mostly unknown high diversity of active nitrogen-fixing bacteria associated with Pennisetum purpureuma bioenergy crop. Plant and soil. 373(12): 737-754. https:// doi.org/10.1007/s11104-013-1828-4
This journal is published under the terms of the Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License. Authors who publish with this journal agree to the following terms: Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License. Attribution — You must give appropriate credit, provide a link to the license, and indicate if changes were made. You may do so in any reasonable manner, but not in any way that suggests the licensor endorses you or your use. NonCommercial — You may not use the material for commercial purposes.