MODEL OTENTIKASI KOMPOSISI OBAT BAHAN ALAM BERDASARKAN SPEKTRA INFRAMERAH DAN KOMPONEN UTAMA STUDI KASUS : OBAT BAHAN ALAM/FITOFARMAKA PENURUN TEKANAN DARAH
Abstract
Komposisi kimia yang terkandung dalam ekstrak obat bahan alam merupakan suatu komposisi yang kompleks, dengan demikian pengujian keotentikannya tidak dapat dilakukan melalui pedekatan tunggal. Salah satu teknik analisis yang dapat menggambarkan secara menyeluruh karakteristik kimia suatu bahan adalah teknik spektroskopi FTIR. Spektra FTIR dihasilkan dari interaksi antara energi sinar inframerah dan komponen kimia penyusun campuran bahan, sehingga suatu spektra FTIR merupakan indentitas khas campuran tersebut. Keotentikan komposisi suatu obat bahan alam pada studi ini ditentukan berdasarkan pada analisis komponen utama spektra inframerahnya. Studi dilakukan pada obat bahan alam/fitofarmaka penurun tekanan darah (Tensigard® : terdiri dari ekstrak seledri dan ekstrak daun kumis kucing). Pengukuran spektra inframerah dilakukan terhadap formula obat yang persentase komposisinya ditentukan melalui simplex lattice design. Selain itu pengukuran spektra inframerah juga dilakukan terhadap formula obat dengan mengganti (adulterasi) ekstrak kumis kucing dengan obat sintetis (reserpin) dan ekstrak sambiloto. Berdasarkan plot antara skor komponen utama pertama dan skor komponen utama kedua menunjukkan plot tersebut dapat digunakan untuk mendeteksi komposisi obat, tetapi tidak dapat mendeteksi adanya adulterasi komposisi oleh bahan lain.
Kata Kunci : model otentikasi fitofarmaka, simplex lattice design, komponen utama, tensigard