Analisis Kecamatan Prioritas untuk Pembangunan Sarana dan Prasarana di Kawasan Pasca Tambang Timah Kabupaten Bangka Selatan

  • Fahri Setiawan Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680
Keywords: district, infrastructure, priority, tin-mine area

Abstract

Tin-mining has raised the local economy and income of South Bangka Selatan Regency, thus should have contributed to the development of infrastructure around tin-mine areas in the province. Positive impacts of tin-mining to infrastructure have not always been received by area around the tin-mine. The aim of this research is to determine priority districts for infrastructure development at post tin-mine areas in South Bangka Regency. The methods of the research were on-screen digitation, Scalogram and TOPSIS. The results of research shows that the land area of post tin-mine in South Bangka Regency covers 11,224.8 hectares, with Toboali District as the widest (5,053.3 hectares). Districts with the the most number of villages in hierarchy 1 was Toboali District (4 villages), while in hierarchy 3 was Air Gegas District (6 villages). Tin-mining has not always given positive effects to the development of regional infrastructure around tin-mine areas. Villages at Air Gegas Village and Toboali District are the priorities of infrastructure development, thus infrastructure development around tin-mining areas will be done equitable and gradually to resolve limited fund for future.

References

Alif, M.R. (2014). Privatisasi BUMN dan Otonomi Daerah dalam Pembangunan Ekonomi Indonesia. JHP., 44 (3), 406-434.

Anandita, A., Soeaidy, M.S., & Hadi, M. (2013). Pelaksanaan Pembangunan Sarana Prasarana Lingkungan Sebagai Wujud Program Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan Dinoyo Kota Malang. JAP., 1 (5), 853-861.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Bangka Selatan. (2017). Bangka Selatan dalam Angka 2017, 262-268.

Chen, S.J., & Hwang, C.L. (1992). Fuzzy Multiple Attribute Decision Making: Methods and Apllications, 38-39. Springer-Verlag.

Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. (2014). Inventarisasi Kerusakan Lingkungan (Lahan) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, III.104-III.105. DLH BABEL.

Ehlers, M. (1991). Multisensor Image Fusion Techniques in Remote Sensing. ISPRS., 46, 19-30.

Gasali, M., & Surya, M.R.Z. (2016). Public Private Partnership sebagai Sumber Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur Selain APBN/ APBD di Kabupaten Indragiri. J. Bappeda., 2 (3), 178-185.

Gulo, Y. (2015). Identifikasi Pusat-pusat Pertumbuhan dan Wilayah Pendukungnya dalam Pengembangan Wilayah Kabupaten Nias. Widyariset., 18 (1), 37-48.

Henny, C. (2011). Bioakumulasi Beberapa Logam Pada Ikan di Kolong Bekas Tambang Timah di Pulau Bangka. Limnotek., 18 (1),83-95.

Hidayah, N., & Setiyawati, H. (2014). Pengaruh Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Lansung di Provinsi Jawa Tengah. J. Akutansi., 18 (1), 45-58.

Hidayat, W., Rustiadi, E., & Kartodihardjo, H. (2014). Dampak Sektor Pertambangan terhadap Perekonomian Wilayah di Kabupaten Luwu Timur. J. Economica., 10 (1), 65-80.

Indra, C.A. (2014). Implikasi Terbitnya Regulasi tentang Pertimahan terhadap Dinamika Pertambangan Timah Ikonvensional di Pulau Bangka. J. Society., 2 (1), 26-41.

Junaedy. (2015). Pengaruh Dana Alokasi Umum, Pendapatan Asli Daerah, Dana Bagi Hasil, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran dan Luas Wilayah, Terhadap Belanja Modal. Future., 2 (2), 58-78.

Kurniasih, D. (2005). Model Skala Prioritas Pembangunan Kota Bandung Berbasis Good Governance. Makara Sosial Humaniora., 9 (2), 72-83.

Machmud, S. (2015). Kajian Pemanfaatan Dana Corporate Social Responsibility sebagai Alternatif Sumber Pembiayaan Pembangunan Daerah. J. Ekonomi, Bisnis dan Entreprenuership. 9 (1):29-44.

Nurzen, M., & Riharjo, I.B. (2016). Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum terhadap Belanja Modal. J. Ilmu dan Riset Akuntansi., 5 (4), 1-16.

Olson, D.L. (2004). Comparison of Weights in TOPSIS Models. Mathematical and Computer Modelling., 40 (2004), 721-727.

Panuju, D.R, &Rustiadi, E. (2013). Teknik Analisis Perencaaan Pengembangan Wilayah, 32-45. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Rahmadi, S. (2014). Peningkatan Belanja Modal dan Hubungannya terhadap Peningkatan Belanja Aset dan PAD Provinsi Jambi. J. Paradigma Ekonomika., 9 (1), 22-40.

Sadik, J. (2016). Keragaan Relatif dan Karakteristik Perkembangan Kecamatan di Kabupaten Bangkalan. Media Trend., 11 (1), 20-34.

Seto, S.H. (2005). Menggagas Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur di Indonesia Melalui Obligasi Syariah. J. Akutansi dan Keungan Indonesia., 2 (1), 58-7.

Sembanyang, L.K.B. (2011). Analisis Keterkaitan Ketersediaan Infrastruktur dengan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia: Pendekatan Analisis Granger Causality. Jejak., 4 (1), 14-22.

Silva, J.M.C., & Wheeler, E. (2017). Ecosystems as Infrastructure. Perspective in Ecology and Conservation., 15, 32-35.

Sojoodi, S., Zonuzi, F.M., & Nia, N.MA. 2012. The Role of Infrastructure in Promoting Economic Growth in Iran. IER., 16 (32), 111-132.

Subiman, N.L., & Resosudarmo, B.P. (2010). Pembangunan Berkelanjutan: Peran dan Kontribusi Emil Salim. Tambang untuk Kesejahteraan Rakyat : Konflik dan Usaha Penyelesainnya, I.J. Azis, L.M. Napitupulu, A.A. Patunuru, B.P. Resosudarmo, Ed.,426-449 ch.3. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Suhendra, M. (2017). Penyediaan Infrastruktur dengan Skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (Public Private Partenrship) di Indonesia. MKP., 1 (1), 41-46.

Sukarman, & Gani, R.A. (2017). Lahan Bekas Tambang Timah di Pulau Bangka dan Belitung, Indonesia dan Kesesuaiannya untuk Komoditas Pertanian. J. Tanah dan Iklim., 41 (2), 21-33.

Susantono, B., & Berawi, M.A. (2012). Perkembangan Kebijakan Pembiayaan Infrastruktur Transportasi Berbasis Kerjasama Pemerintah Swasta di Indonesia. J. Transportasi. 12 (2), 93-102.

Suseno, D.A., & Sunarto, S.T. (2016). Analisis Perencanaan Pembangunan Desa Berbasis Undang-undang Desa No 6 Tahun 2014 di Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. J. STIE Semarang., 8 (2), 122-137.

Wang, J.W., Cheng, H.C.,& Cheng, H.K. (2006). Fuzzy Hierarchical TOPSIS for Supplier Selection. Apllied Soft Computing., 9 (2009), 377-386.

Warman. (2012). Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Sekitar Daerah Penambangan Batu Bara PT. Indomico Mandiri di Kabupaten Kutai Timur, Kutai Kertanegara dan Kota Bontang Provinsi Kalimantan Timur. J. Kinerja., 9 (2), 15-24.

Wardhana, A., Juanda, B., Siregar, H., & Wibowo, K. (2013). Dampak Transfer Pemerintah Pusat terhadap Penurunan Ketimpangan Pendapatan di Indonesia. Sosiohumaniora., 15 (2), 111-118.

Zulkarnain, I., Pudjiastuti, T.N., Saidi, A.,& Mulyaningsih, Y. (2005). Konflik di Kawasan Pertambangan Timah Bangka Belitung : Persoalan dan Alternatif Solusi, 150-165. LIPI Press.

Published
2018-06-07
How to Cite
SetiawanF. (2018). Analisis Kecamatan Prioritas untuk Pembangunan Sarana dan Prasarana di Kawasan Pasca Tambang Timah Kabupaten Bangka Selatan. Journal of Regional and Rural Development Planning (Jurnal Perencanaan Pembangunan Wilayah Dan Perdesaan), 2(1), 23-33. https://doi.org/10.29244/jp2wd.2018.2.1.23-33