PENGARUH JUMLAH TITIK AERASI PADA BUDIDAYA UDANG VANAME, Litopenaeus vannamei

  • . Makmur Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan, Sulawesi Selatan
  • Hidayat Suryanto Suwoyo Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan, Sulawesi Selatan
  • Mat Fahrur Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan, Sulawesi Selatan
  • Rachman Syah Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan, Sulawesi Selatan
Keywords: rubber diffuser, aerasi dasar, udang vaname

Abstract

ABSTRAK

Salah satu upaya untuk meningkatkan oksigen terlarut di perairan tambak dapat dilakukan melalui sistem aerasi dasar. Jumlah titik aerasi dasar diduga mempengaruhi kelarutan oksigen dan berdampak pada performa  budidaya udang di tambak. Penelitian ini menggunakan dua petak tambak beton masing-masing 1.000 m2 dilengkapi dengan sistem aerasi dasar yang terbuat dari  rubber diffuser sepanjang 100 cm, berjumlah 140 buah (Perlakuan A) dan 70 buah (Perlakuan B). Benur udang vaname PL-9 ditebar dengan padat penebaran 600 ekor/m2 dan dipelihara selama 70 hari. Perlakuan A menghasilkan kelarutan oksigen 3,04-10,36 (6,60±1,07) mg/L lebih tinggi dibandingkan perlakuan B dengan kisaran oksigen terlarut 2,77-7,92 (6,08±0,95) mg/L. Sebaliknya parameter nitrit, total nitrogen, phosphat dan bahan organik terlarut lebih rendah di perlakuan A. Produksi, sintasan, dan rasio konversi pakan pada perlakuan A masing-masing 5.620 kg, 93,6% dan 1,12 dan perlakuan B masing-masing 4.000 kg, 80,7% dan 1,51. Perlakuan A menghasilkan performa budidaya lebih baik dibandingkan perlakuan B. Untuk meningkatkan pasokan oksigen terlarut di tambak dapat digunakan rubber diffuser yang dihubungkan dengan blower.

 

ABSTRACT

One effort to increase dissolved oxygen concentration in pond waters is by applying bottom aeration system. The number of aeration point in the pond bottom allegedly affects oxygen solubility and shrimp farming performance. This study utilized two concreted ponds of 1000 m2 each equipped with two bottom aeration systems built by 100 cm long of rubber diffuser, totaling 140 pieces (Treatment A) and 70 pieces (Treatment B). The PL-9 of L. vannamei were stocked with density of 600 ind/m2 and reared for 70 days. Treatment A resulted dissolved oxygen of 3.04-10.36 (6.60±1.07) mg/L which were higher than Treatment B where the range of dissolved oxygen were 2.77-7.92 (6.08±0.95) mg/L. In contrast, nitrite, total nitrogen, phosphate and dissolved organic matter were lower within treatment A. Shrimp production, survival rate and feed conversion ratio in Treatment A were5, 620 kg, 93.6% and 1.12, respectively; whereas in treatment B were 4,000 kg, 80.7% and 1.51. Treatment A resulted in a better the L. vannamei farming compared to treatment B.  To increase the supply of dissolved oxygen in the pond, a rubber diffuser can be used which is connected to a blower.

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2018-12-01
How to Cite
Makmur., SuwoyoH. S., FahrurM., & SyahR. (2018). PENGARUH JUMLAH TITIK AERASI PADA BUDIDAYA UDANG VANAME, Litopenaeus vannamei. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Kelautan Tropis, 10(3), 727-738. https://doi.org/10.29244/jitkt.v10i3.24999