Main Article Content

Abstract

Abstract
The damage of upstream watershed area caused by development and changes in land use. If it left unchecked can lead to unsustain of river discharge. As with sub watershed Ciliwung Hulu are in the critical category because it has maximum minimum ratio of discharge as a coefficient of river regime (CRR) reach to 132.72. This study adopt Tank model to estimateriver discharge daily. The validation using rainfall,R2 evapotranspiration and discharge data in 2014 showed R2 values is 0.822 and validation results showed value is 0.833. Simulation of the tank model shown CRR value sub watersheds Ciliwung Hulu as 135.72. Some conservation scenarios applied to the model parameter got the CRR of 87.77. Conservation was done by the addition of 10% of settlement area as green open space to the forest and as recharging wells in settlement area. This CRR value is lower than 120 indicate discharge fluctuation of watershed is properly.

Abstrak

Kerusakan wilayah DAS Hulu diakibatkan oleh adanya pembangunan di sekitar wilayah DAS dan terjadinya perubahan fungsi lahan. Jika tidak terkendali dapat mengakibatkan regim sungai melebihi batas kritis DAS. Seperti halnya Sub DAS Ciliwung Hulu yang merupakan wilayah penelitian ini, berada pada kategori buruk karena memiliki koefisien regim sungai (KRS) sebesar 132.72. Oleh karena itu, diperlukan upaya konservasi untuk meminimalisir kerusakan hidrologi di wilayah ini. Sebagai upaya memperbaiki DAS tersebut, digunakan Tank Model, untuk menggambarkan mencari parameter hidrologi yang dapat diintervensi pada modelnya. Hasil kalibrasi Tank Model menggunakan data tahun 2009 diperoleh nilai R2 sebesar 0.822 dan hasil validasi menunjukkan nilai R2 sebesar 0.833. Hasil simulasi tank model menunjukkan nilai KRS Sub DAS Ciliwung Hulu sebesar 135.72. SImulasi model dengan scenario tindakan konservasi air yang dilakukan berupa penambahan areal hutan sebesar 10% dari wilayah pemukiman dan pembuatan sumur resapan di wilayah pemukiman menunjukkan adanya penurunan nilia KRS hingga menjadi 87.77. Nilai ini menunjukkan bahwa kondisi hidrologi wilayah penelitian berada pada kategori sedang (<120).


Keywords

Upstream watershed Tank Model water conservation

Article Details

Author Biographies

Haris Sofyan Hendriyanto, 1. Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2. Institut Pertanian Bogor

1. Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung,
Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
2. Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Institut Pertanian  Bogor

Moh. Yanuar Jarwadi Purwanto, Institut Pertanian Bogor.

Departemen Tehnik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor.

Yudi Setiawan, Institut Pertanian Bogor.

Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Institut Pertanian Bogor.

References

  1. Ahmad, S.W. 2013. Model konservasi sumber
  2. daya air pada perkebunan kelapa sawit yang
  3. berkelanjutan (Studi kasus: Sub DAS Lalindu,
  4. Kabupaten Konawe Utara, Prov. Sultra). (Tesis).
  5. Sekolah Pascasarjana, IPB. Bogor.
  6. Asdak C. 2007. Hidrologi dan pengelolaan
  7. daerah aliran sungai. Yogyakarta: Gajah Mada
  8. University Press.
  9. Harmailis, M.A. Dhalhar, dan M. Yanuar, J.P. 2001.
  10. Modifisikasi Model Tank untuk mempelajari
  11. penagruh perubahan tata guna lahan terhadap
  12. limpasan. Buletin ketehnikan pertanian Vo. 15
  13. No.1.
  14. Kementerian pekerjaan umum. 2008. Peraturan
  15. menteri pekerjaan umum nomor : 05/PRT/
  16. M/2008-Pedoman Penyediaan dan pemanfaatan
  17. Ruang Terbuka Hijau di perkotaan.
  18. Kusumadewi, D.A., D. Ludfi, dan Moh. Bisri. 2012.
  19. Jurnal Tehnik Pengairan Volume 3 (2). 258 –
  20. 276.
  21. Nurroh, Syampadzi dan Arifjaya, N.M. 2015.
  22. Aplikasi Tank Model dan keseimbangan neraca
  23. air studi kasus model das mikro (MDM), Sub
  24. Das Cisampora, Das Cimanuk, Kabupaten
  25. Majalengka, Provinsi Jawa Barat. Jurnal Tekno
  26. Sains Vol 4:132-143.
  27. Ouyang, NL., S.L. Lu, B.F. Wu, J.J. Zhu, and H.
  28. Wang, 2011. Wetland Restoration Suitability
  29. Evaluation at the Watershed Scale- A Case
  30. Study in Upstream of the Yongdinghe River.
  31. Procedia Environmental Sciences 10 ( 2011 )
  32. 1926 – 193, Published by Elsevier Ltd.
  33. Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia
  34. Nomor : P.61/Menhut-II/2014 tentang monitoring
  35. dan evaluasi pengelolan daerah aliran sungai
  36. Suripin. 2001. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan
  37. Air. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
  38. Surya, R.A., M. Yanuar, J. Purwanto, A. Sapei,
  39. dan Widiatmaka. 2014. Tank Model to see the
  40. effect of land use changes on runoff, infiltration
  41. and groundwater in sub watershed of konaweha
  42. south east sulawesi indonesia. Journal of
  43. Environment and Earth Science www.iiste.
  44. org ISSN 2224-3216 (Paper) ISSN 2225-0948
  45. (Online) Vol.4, No.14.
  46. Surya, R.A. 2015. Kebijakan Pengelolaan
  47. Sumberdaya alam untuk penyediaan air baku
  48. berkelanjutan di tingkat kabupaten (Studi
  49. Kasus: kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi
  50. Tenggara). (Tesis). Sekolah Pascasarjana. IPB.
  51. Bogor.
  52. Suwarno, J., H. Kartodihardjo, B. Pramudya, dan
  53. S. Rachman. 2011. Pengembangan Kebijakan
  54. Pengelolaan Berkelanjutan DAS Ciliwung Hulu
  55. Kabupaten Bogor. Jurnal Analisis Kebijakan
  56. Kehutanan Vol. 8 No. 2, Agustus 2011:115 – 131.
  57. Wahyuningtyas, A., H. Septiana, dan R.S. Fauzul.
  58. 2011. Strategi penerapan sumur resapan
  59. sebagai teknologi ekodrainase di kota Malang
  60. (Studi Kasus: Sub DAS Metro). Jurnal Tata Kota
  61. dan Daerah Vol 3 No.1.
  62. Wang, Y., W. Liao, Y. Ding, X. Wang, Y. Jiang,
  63. X.n Song, and X. Lei 2015. Water resource
  64. spatiotemporal pattern evaluation of the
  65. upstream Yangtze River corresponding to
  66. climate changes. Quaternary International xxx
  67. (2015) 1-10 Published by Elsevier Ltd.