Pola Penurunan Viabilitas dan Pengembangan Metode Pendugaan Vigor Daya Simpan Benih Pepaya (Carica Papaya L.)

  • Astryani Rosyad
  • M. Rahmad Suhartanto
  • Abdul Qadir

Abstract

ABSTRACT
Information of seed quality during storage can be determined through the actual storage and storability vigor estimation. This study aimed at comparing effective accelerated aging method
between physical and chemical, and studying the seed deterioration during storage in ambient (T =28-30 0C, RH=75-78%) and AC (T =18-20 0C, RH =51-60%) condition with three levels of initial moisture content (8-10%, 10-12%, and 12-14%) for 20 weeks. The final objective of this research
was to develop model for storability vigor of papaya seed. Two experiments, accelerated aging and seed storage were conducted at Seed Laboratory, Department of Agronomy and Horticulture, Bogor Agricultural University from October 2015 to May 2016. A completely randomized design with nested factors and four replications was applied to both experiments. The results showed that physical accelerated aging using IPB 77-1 MMM machine was more effective than chemical accelerated aging using IPB 77-1 MM machine for papaya seed. The viability of seed stored in AC condition remained high until the end of the storage period, whereas it declined at 16 week storage period in the ambient condition. The viability of seed with initial moisture content of 12-14% declined faster than that of initial moisture content of 8-10% after 18 week storage periode. The model used to estimate the storability vigor of papaya seed accurately was the equation y = a + b expcx where y : storability vigor estimation, x : aging time and a,b,c : constant value. Simulation of storability vigor estimation with constant value of a, b, c and input of aging time can estimate storability seed vigor in actual storage.
Keywords: accelerated aging, IPB 77-1 MM machine, IPB 77-1 MMM machine, seed storage, simulation

ABSTRAK
Informasi mutu benih selama penyimpanan dapat diketahui melalui penyimpanan secara aktual dan pendugaan vigor daya simpan. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan metode
pengusangan cepat yang efektif antara fisik dengan kimia serta mempelajari pola penurunan viabilitas benih selama penyimpanan aktual pada kondisi simpan kamar (suhu =28-30 0C, RH =75-78%) dan AC (suhu =18-20 0C, RH =51-60%) dengan tiga tingkat kadar air awal (8-10%, 10-12%, dan 12-14%) selama 20 minggu. Tujuan akhirnya adalah membangun model vigor daya simpan benih pepaya. Penelitian pengusangan cepat dan penyimpanan dilakukan pada bulan Oktober 2015 sampai Mei 2016 di Laboratorium Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian
Bogor. Kedua penelitian menggunakan rancangan acak lengkap tersarang dengan empat ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengusangan cepat secara fisik dengan alat IPB 77-1 MMM lebih efektif daripada pengusangan kimia dengan alat IPB 77-1 MM untuk benih pepaya. Viabilitas benih yang disimpan pada kondisi AC tetap tinggi hingga akhir periode simpan, sedangkan pada kondisi kamar penurunan viabilitas dimulai pada periode simpan 16 minggu. Benih yang disimpan dengan tingkat KA awal sebesar 12-14% lebih cepat mengalami penurunan viabilitas mulai periode simpan 18 minggu dibandingkan dengan benih dengan KA awal 8-10%. Hasil penelitian juga menunjukkan terdapat korelasi yang erat antara pola kemunduran benih pada pengusangan cepat dan penyimpanan aktual, sehingga model pendugaan vigor daya simpan (y) berdasarkan waktu pengusangan (x) dapat disusun dengan persamaan y = a + b expcx. Simulasi pendugaan vigor daya simpan dengan nilai konstanta a, b, dan c serta input waktu pengusangan dapat menduga vigor daya simpan benih selama penyimpanan aktual.
Kata kunci: alat IPB 77-1 MM, alat IPB 77-1 MMM, pengusangan cepat, penyimpanan benih,
simulasi

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2017-05-22
How to Cite
RosyadA., SuhartantoM. R., & QadirA. (2017). Pola Penurunan Viabilitas dan Pengembangan Metode Pendugaan Vigor Daya Simpan Benih Pepaya (Carica Papaya L.). Jurnal Hortikultura Indonesia, 7(3), 146-154. https://doi.org/10.29244/jhi.7.3.146-154