Prevalensi malposisi pada embrio itik lokal jawa barat yang ditetaskan dengan sudut dan frekuensi pemutaran berbeda

  • Rini Widyastuti Universitas Padjadjaran
  • Dani Garnida Laboratorium Unggas, Departemen Produksi ternak Universitas Padjajaran, Jatinangor
  • Ade Riki Kartana Laboratorium Unggas, Departemen Produksi ternak Universitas Padjajaran, Jatinangor
  • Andi Hiroyuki Departemen Ilmu Kedokteran Dasar, Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran

Abstract

Daya tetas telur itik selama proses penetasan dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya adalah pengaturan sudut dan frekuensi pemutaran pada mesin tetas. Sudut dan frekuensi pemutaran yang tepat akan memberikan suhu yang merata pada permukaan telur sehingga embrio itik dapat berkembang secara sempurna, namun ketidaksesuaian sudut dan frekuensi pemutaran akan mengakibatkan malposisi yang berakibat pada rendahnya daya tetas telur. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efek sudut dan frekuensi pemutaran terhadap posisi embrio itik selama minggu terakhir massa inkubasi pada itik lokal jawa barat. Sampel yang digunakan adalah 30 ekor butir telur fertile dari itik lokal yang dibagi menjadi 6 kelompok perlakuan berdasarkan pada pengaturan sudut (SP) dan frekuensi pemutaran (FP) per hari. Kelompok T1; SP 45°, FP 8 kali, kelompok T2: SP 45°, FP 24 kali, Kelompok T3: SP 90° dengan FP 8 kali; Kelompok T4: SP 90°, FP 8 kali;kelompok T5: SP 180°, FP 8kali dan kelompok T6 : SP 180° FP 24 kali. Hasil meniunjukan bahwa terjadi malposisi pada kelompok perlakuanT1 dan T2, pesentase malposis tertinggi pada kelompok perlakuan T1 apabila dibandingkan dengan kelompok perlakuan lainnya (67,33%). Kejadian malposisi embrio itik dapat dikurangi dengan meningkatkan sudut dan frekuensi pemutaran. Pada T2 malposisi embrio turun menjadi 33,67% dan pada kelompok T3, T4,T5 dan T6 tidak ditemukan kejadian malposisi.  Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa untuk mengurangi kejadian malposisi dapat diminimalisir dengan meningkatkan sudut dan frekuensi pemutaran selama masa inkubasi dalam mesin tetas embrio.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Cahyono B. 2011. Pembibitan Itik. Penebar Swadaya: Jakarta

Landauer W. 1967. The Hatchability of chicken eggs as influenced by environment and heredity. Monograph 1. (Revised), Univ. Conn. Agric. Exp. Stn., Storrs, CT. No.1 pp.iv + 315 pp.

Ningtyas MS., Ismoyowati dan Sulistyawan IH. 2013. Pengaruh temperatur terhadap daya tetas dan hasil tetas telur itik (Anas Plathyrincos).: Jurnal Ilmiah Peternakan. 1(1):347-352.

North MO., and Bell DD 1990. Commercial Chicken Production Manual. 4th ed. Van Nostrand Reinhold, New York. Page 127.

Robertson IS. 1961. Studies on the effect of humidity on the hatchability of hen’s eggs. II. A comparison of hatchability, weight loss and embryonic growth in eggs incubated at 40 and 70% RH. J. Agric. Sci. 57:195–198.

Srigandono B. 1997. Produksi Unggas Air. Cetakan Ketiga. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

Wilson HR., Neuman SL., Eldred AR., Mather FB. 2003. Embryonic malpositions in broiler chickens and bobwhite quail. The Journal of Applied Poultry Research. 12 (1):14–23.

Published
2018-11-24
How to Cite
WidyastutiR., GarnidaD., KartanaA. R., & HiroyukiA. (2018). Prevalensi malposisi pada embrio itik lokal jawa barat yang ditetaskan dengan sudut dan frekuensi pemutaran berbeda. ARSHI Veterinary Letters, 2(4), 65-66. https://doi.org/10.29244/avl.2.4.65-66